Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kementerian Lingkungan Hidup Tinjau Lokasi Matinya Ribuan Ekor Ikan di Kotim

  • 12 September 2018 - 17:46 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) meninjau ke lokasi matinya ribuan ekor ikan di Kotawaringin Timur (Kotim) yang dituding akibat pencemaran air sungai dampak limbah perusahaan sawit.

Mereka yang meninjau yakni Direktorat Jendral (Dirjen) Pengendalian Pencemaran Dan Kerusakan Lingkungan serta Direktorat Pengendalian Pencemaran Air diwakili Jansen Oloan Silalahi selaku Direktur Jendral (Dirjen) Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Bidang Pencemaran dan Limbah Bersama Toid Tohiddin, dan Staf Pengendalian Pencemaran Akses Terbuka.

Mereka ke Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) untuk melakukan pemeriksaan air yang dituding terkena limbah pabrik PT Sukajadi Sawit Mekar (SSM) di Kecamatan Telawang, Sebabi.

Menurut Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kotim Sanggul Lumban Gaol, pemeriksaan tim kementerian ini berlangsung pada Jumat (7/9/2018) lalu.

Mereka langsung diantar ke lokasi untuk memastikan pencemaran limbah terhadap air tersebut. Setelah dilihat dari penilaian mereka memang keadaan air dan pabrik sudah membaik.

"Kami mengantar mereka ke lokasi untuk melihat kondisi air yang tercemar, mereka juga langsung menilai keadaan air dan pabrik tersebut ternyata sudah bersih tidak ada masalah," tutur Sanggul, Rabu (12/9/2018).

Menurut Sanggul, tujuan utama kedatangan mereka untuk mengambil sampel agar mengetahui apa yang terkandung di dalam air tersebut hingga menyebabkan ikan mati, dan hasil sampelnya baru akan keluar pada 18 September 2018 mendatang. 

Ada tiga tempat titik sampel yang diambil untuk meniliti kandungan zat yang mencemari sungai tersebut, yaitu dari bagian hulu, bagian tengah dan bagian hilir.

"Saya rasa 3 titik tersebut cukup untuk mewakili hasil sampel dan semoga pada 18 September nanti, hasil lab-nya bisa cepat keluar untuk diberitahukan kepada masyarakat, khususnya yang bermukim di daerah situ," terang Sanggul.

Ia menambahkan, sebelum uji sampel dilakukan DLH sudah menyurvei lokasi terlebih dahulu, dan terlihat air sudah kembali normal dengan dibuktikan adanya ikan yang hidup di perairan tersebut. Masyarakat di sana pun kini sudah kembali memanfaatkan air untuk kehidupan sehari-hari.

Sanggul berharap, dengan kondisi yang sudah stabil masyarakat terus menjaga lingkungan jangan sampai kejadian tersebut terulang lagi, yang terpenting adalah antisipasi dini.

"Dan juga kalau memang ditemukan kembali kejadian yang sama harap cepat melapor supaya kita bisa cepat ambil langkah selanjutnya," tandasnya. (EKA YUSSRONA/B-5)

Berita Terbaru