Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Legislator Kotim: Perlu Terobosan dan Keberanian Buka Pabrik Sawit

  • Oleh Naco
  • 14 Maret 2021 - 15:30 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Dalam rangka menghadapi tantangan masa depan pengembangan sektor usaha perkebunan masyarakat, Sekretaris Komisi II DPRD Kotim, Juliansyah mendorong Bupati Halikinnor mulai mengambil ancang-ancang untuk membangun pabrik kelapa sawit. 

Juliansyah mengatakan, pabrik kelapa sawit ini nantinya pengelolaanya bisa dilakukan di bawah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).

Sektor itu dipercaya akan mendongkrak PAD Kotim signifikan. Dia pun mendorong pemerintah kabupaten ini punya usaha yang bonafit.

"Selama ini kita kejar PAD dari sektor usaha kecil masyarakat. Kenapa tidak pemerintah kabupaten bikin pabrik dan kebun sendiri, dikelola untuk mendapatkan pemasukan kas daerah dan membiayai pembangunan,” kata Juliansyah, Minggu, 14 Maret 2021.

Menurutnya untuk dasar hukum usaha itu sudah ada berupa peraturan daerah. Dan BUMD pun sudah ada.

"Pemerintah sudah seharusnya melirik bidang usaha pengelola hasil perkebunan," ucapnya.

Ia mengatakan, manfaat pembangun pabrik kelapa sawit tersebut untuk menyelamatkan petani kelapa sawit lokal.

Pabrik ini nantinya dapat membantu petani lokal untuk menjual hasil panen kebun sawit secara mudah, tidak seperti terjadi sekarang.

Ia meminta pemerintah kabupaten tidak takut gagal. Jika belum mampu mandiri, maka BUMD bisa bekerja sama dengan pihak ketiga. 

Perusahaan besar swasta perkebunan kelapa sawit juga tidak perlu takut tersaingi dengan pabrik kelapa sawit yang akan dibangun pemerintah daerah, karena targetnya adalah sawit milik petani rakyat sehingga tidak mengganggu perusahaan.

Dia mengatakan perkebunan kelapa sawit di Kotim selama ini belum memberi kontribusi yang signifikan terhadap daerah. Pasalnya, kontribusinya justru lebih banyak masuk ke pemerintah pusat.

"Ini adalah peluang di depan mata dan kita sudah punya dasar hukumnya. Ini bukan cuma bicara keuntungan, tapi upaya menyelamatkan petani sawit kita. Saya yakin modal kita bisa kembalikan dalam kurun waktu 5 tahun dan akan dinikmati sampai kepada pemerintah berikutnya kebijakan itu," tandanya.

Dia menambahkan, membangun Kotim ini perlu dana besar dan tidak mungkin tercapai pemerataan kalau anggaranya masih kembang kempis seperti saat ini. (NACO/B-11)

Berita Terbaru