Sekolah yang terpilih menyelenggarakan ujian nasional dengan Computer Base Test (CBT) terus melakukan persiapan, mulai dari penyediaan komputer hingga perangkat server, agar pelaksanaan ujian online itu berjalan lancar.

'Persiapan kami sudah 80%. Makanya sampai saat ini kami terus mencoba perangkat yang akan digunakan nanti,' kata Kepala SMA Negeri 1 Sampit, Darma Setiawan, Jumat (12/2/2016).

Darma mengaku optimis pelaksanaan ujian online yang baru pertama kali digelar oleh SMA Ngeri 1 sampit berjalan lancar. Meski ketersediaan fasilitas komputer masih kurang, namun pihaknya sudah meelakukan langkah antisipasi dengan meminjam milik sekolah lain yang tidak melaksanakan ujian online.

'Insya Allah akan tertangani semua nantinya, walau kita hanya memiliki 57 unit komputer, dari yang diperlukan sebanyak 87 unit ditambah cadangan 10 unit. Kekurangan itu nanti kami pinjam punya SMA Negeri 4 Sampit dan SMK Bakti Mulya Sampit, sudah kami koordinasikan,' terang dia.

Selain perangkat komputer, lanjut dia, penyediaan daya listrik cadangan juga akan dilakukan, antisipasi pemadaman listrik. Namun masalah itu sudah ditangani dengan meminjam genset milik orang tua siswa yang berkapasitas besar dan mampu mengalirkan tenaga listrik ke semua komputer sekolah saat ujian berlangsung.

Menurut Darma, satu hal yang menjadi masalah bagi pihak sekolah jelang UN online ini yakni server komputer. Pasalnya,  jika nanti sewaktu-waktu ada kendala pasokan listrik secara otomatis harus kordinasi dengan pusat untuk meminta kembali tokennya.

Sebelumnya, pada 2016 ini ada tujuh sekolah SMA di Kotim siap melaksanakan ujian nasional dengan sistem CBT itu. Tujuh sekolah yang sudah siap itu adalah SMAN 1, SMAN 2, SMAN 3, SMKN 1, SMKN 2 Sampit, SMKN Kotabesi dan SMKN Cempaga. Jumlah ini jauh meningkat dibanding tahun lalu yang hanya satu sekolah yaitu SMKN 2 Sampit. (FI/B-8)