Jajaran Polres Kotawaringin Timur (Kotim) memaksimalkan patroli untuk menyikapi maraknya aksi pencurian motor.

'Patroli mulai ditingkatkan, karena motor khusus patroli dari Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Tengah juga sudah didrop. Kami akan mengunakan itu untuk patroli di jam-jam dan tempat-tempat rawan,' kata Kapolres Kotim AKBP Hendra Wirawan, Sabtu (13/2/2016).

Selain memaksimalkan patroli, Unit Reaksi cepat (URC) Satreskrim juga akan dimaksimalkan untuk mengembangkan dan menyelidi kasus guna mengungkap kemungkinan sindikat pelaku pencurian motor.

Hendra juga mengajak masyarakat untuk waspada dan tidak parkir motor sembarangan. Sebab, kasus curanmor bisa terjadi jika ada niat dan peluang untuk melakukan aksi pencurian. Dia yakin jika semua masyarakat waspada dan memarkir kendaraan bermotornya dengan benar dapat mencegah pelaku curanmor dalam melancarkan aksinya.

Pria dengan dua melati di pundaknya itu mengatakan, masyarakat di Kota Sampit dan wilayah Kotim umumnya, masih banyak yang meninggalkan kunci di motor yang diparkir. Hal ini akibat faktor kebiasaan maupun karena merasa aman meninggalkan dengan kondisi tersebut.

'Padahal meninggalkan dengan kondisi kunci masih melekat di motor sama dengan memberikan kesempatan kepada pencuri untuk leluasa melarikan motor,' ujar Hendra.

Kasus pencurian kendaraan bermotor di daerah ini memang masih tinggi. Selama 2015 ada 50 kasus. 

Pada awal Februari 2016 terjadi dua kasus pencurian motor. Kurdiani, warga Desa Pelangsian, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, kehilangan motor jenis Yamaha Vixion saat diparkir di garasi rumahnya. Kasus kedua menimpa Jumai, warga Desa Patai, Kecamatan Cempaga, kehilangan motor jenis Yamah Jupiter MX yang diparkir di samping rumah.

'Siapapun yang berniat pasti akan terjadi apabila ada kesempatan. Kesempatan inilah yang harus kita kurangi, dengan kerapian dan keamanan dalam parkir kendaraan bermotor,' ujar Hendra. (RF/m)