Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Rokan Hilir Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Senator Muda Kalteng Tolak Keras Legalisasi LGBT

  • 14 Februari 2016 - 17:34 WIB

LAPORAN: KOKO SULISTYO (Pangkalan Bun)

KIAN terbukanya komunitas Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) mengunggah adegan foto syur mereka di media sosial (Medsos) menimbulkan reaksi keras dari berbagai kalangan.

Gelombang penolakan aktifitas komunitas LGBT juga muncul dari aktifis kampus dan masyarakat di Indonesia. Seperti baru-baru ini masyarakat Garut, Jawa Barat membubuhkan tanda tangan penolakan terhadap upaya legalisasi LGBT. Penolakan juga dilontarkan dengan keras oleh Senator muda asal Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Muhammad Rakhman.

Anggota DPD-RI utusan Kalteng ini menegaskan upaya

legalisasi untuk mendukung LGBT sudah ditunjukan oleh United Nations Developmen Programme (UNDP) yang menggelontorkan dana US$ 8 juta (sekitar Rp108 Miliar) untuk mendukung LGBT baik di Indonesia, China, Filipina dan Thailand. "Itu jelas tindakan yang sia-sia dan akan membuat polemik baru khususnya bagi masyarakat Indonesia dan tanpa terkecuali masyarakat di Kalteng," kata M Rakhman yang ditemui Borneonews di kediamannya, Minggu (14/2/2016).

Menurutnya, masyakat Kobar dan Kalteng pada umumnya menganggap LGBT ini adalah kelompok aneh dan mungkin sangat tidak diterima di lingkungan warga kehidupan religius masyarakatnya dan memegang teguh budaya leluhurnya. "Untuk itu ia dan komite 3 yang membidangi keagamaan, kesejahteraan sosial dan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dengan tegas dan keras menolak gerakan LGBT."

Ia menegaskan,  kampanye LBGT merupakan pembunuhan karakter dan pemantauan identitas nasional. Masuknya dana asing untuk kampanye LGBT bisa jadi merupakan aksi proxywar untuk melemahkan ketahanan nasional. "Kita berkeluarga saja yang normal suami istri masih bisa cekcok sana sini, apalagi yang pasangannya Adam-Joko, mungkin cekcoknya bisa tinju-tinjuan," ungkap Rakhman sambil guyon.

Fenomena gunung es

Terpisah, Ketua Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Kabupaten Kobar, Fauzi mengatakan, di Kobar jumlah LGBT sekitar 40 orang. Fenomena ini seperti gunung es, bisa jadi jumlah tersebut melebihi. Namun yang jelas pada prinsipnya KPA saat ini sedang gencar melakukan upaya-upaya penyadaran dan pembinaan melalui diskusi grup yang melibatkan LGBT.

"Kalau saya pribadi dikatakan menolak atau bagaimana terhadap mereka, sepertinya saya lebih kepada membina mereka," tegas Fauzi, Minggu (14/2/2016).(KK/B-7)


TAGS:

Berita Terbaru