Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Meriam Kuno Penjaga Pantai Kubu

  • 14 Februari 2016 - 22:04 WIB

OBJEK wisata Pantai Kubu yang terletak di Desa Kubu, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, memiliki keindahan panorama, seperti gugus terumbu karang, berbagai jenis ikan seperti pesut dan duyung, hutan lamun dan bakau. Tidak hanya itu, Pantai Kubu juga menyimpan sepenggal cerita sejarah terkait asal mula Desa di 28 km arah selatan Kota Pangkalan Bun itu.

Menurut tokoh masyarakat Desa Kubu Suriansyah, Kubu yang memiliki arti pertahanan, dahulunya merupakan sebuah benteng pertahanan pada saat masuknya Vereenigde Oost Indische Compangnie (VOC), perusahaan dagang milik Hindia Belanda pada 1602.  Jejak sejarah Pantai Kubu yang dijadikan benteng pertahanan VOC dibuktikan dengan keberadaan meriam-meriam kuno di Tanjung Kubu yang berjumlah enam buah di RT 02 Desa Kubu. Panjang meriam kuno itu sekitar 4 meter.

Selain di Tanjung Kubu, meriam-meriam kuno peninggalan VOC juga terdapat di Tanjung Rema. Jumlahnya dua buah lengkap dengan keretanya.

Mitosnya, dua buah meriam itu tidak nampak oleh kasat mata. Hanya orang-orang beruntung dan mempunyai kelebihan yang bisa melihat tanpa sengaja keberadaannya. 'Saya hanya tahunya begitu dari orang tua dulu, tapi saat ini jarang ada yang mengerti dan tahu secara runut bagaimana sejarah asal desa Kubu,' kata Suriansyah.

Terpisah, Agus Salim, warga sekitar meriam itu juga mengaku tidak mengetahui secara pasti asal-usul meriam tersebut. Namun menurutnya, dulu meriam tersebut ada beberapa buah, termasuk anak-anak meriam. Namun entah bagaimana anak-anak meriam tersebut tidak diketahui keberadaannya.

Masih menurutnya, di sekitar lokasi meriam tersebut dulu ada pemandian anak meriam. Namun kolam kecil tersebut sudah tidak ada lagi tertimbun oleh aktivitas penambangan pasir zirkon (Puya). 'Kakek saya juga tidak tahu bagaimana asal meriam-meriam itu, tapi anak-anak meriam sekarang tidak ada lagi, menghilang secara gaib, orang yang keduluran (beruntung, tanpa disangka-sangka) yang bisa melihat anak-anak meriam itu,' kata dia.

Saat ini meriam itu dikeramatkan dan sudah dibuatkan rumah yang terdiri dari dua bangunan. Awalnya, meriam kuno tersebut mau dipindahkan ke bangunan di sebelahnya, tapi karena tidak ada yang mampu mengangkatnya maka dibiarkan dalam posisi semula dan dibuatkan rumah baru meriam itu.

(KK/B-2)

Berita Terbaru