Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Teluk Bintuni Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Komentar Dokter Dalam Kematian Abdiansyah Dinilai Janggal

  • Oleh Roni Sahala
  • 13 Mei 2016 - 12:40 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Wanas Unan Sawang MH, mempertanyakan, profesionalitas dokter forensik RSUD Doris Sylvanus, dr Ricka Brillianty Zaluchu, berani menyimpulkan kematian Abdiansyah, akibat kecelakaan. Dia pun mengaku heran dengan autopsi yang dilakukan tanpa seijin keluarga korban meninggal, serta hasilnya tak disampaikan.

Sebelumnya di salah satu media lokal terbitan Kamis (12/5/2016), dr Ricka mengaku telah mengautopsi jenazah Abdiansyah dan menyampaikan kesimpulannya, bahwa korban tewas akibat kecelakaan. Sementara luka berbentuk lubang dibagian punggung katanya, akibat gigitan binatang.

Selain itu, dr Ricka Brillianty menegaskan telah turun ke lokasi kejadian untuk mengumpulkan data. Dimana disana dia menemukan pecahan kaca lampu kendaraan milik Abdiansyah serta sebuah papan dengan bekas ban kendaraan.

"Saya sebagai penasehat hukum pihak keluarga yang mencari keadilan mempertanyakan kapasitas dr Ricka menyimpulkan kematian Abdiansyah akibat kecelakaan, bukankah itu menjadi ranah Kasat Lantas Polres Kapuas atau Kapolres. Kami minta kesimpulan dari Polisi berdasarkan fakta-fakta hukum," papar Wanas Unan Sawang, melalui telepon, Kamis(12/5/2016).

Terkait autopsi atau pembedahan mayat untuk menemukan penyebab kematian kata Wanas, seharusnya atas seijin pihak keluarga dan dilakukam minimal oleh tiga dokter dengan keahlian berbeda. Sementara yang terjadi, pihak keluarga tak pernah dimintai ijin atau disampaikan hasil autopsi yang dilakukan.

Lanjutnya, sesuai kode etik dokter, hasil pemeriksaan yang dilakukan juga tidak bisa disampaikan ke publik tanpa seijin yang bersangkutan atau pihak keluarga. Sementara apa yang dilakukan dr Ricka dianggap untuk telah melanggar aturan tersebut.

Tadjiansyah dalam laporannya di Pelayanan dan Pengaduan Bidang Propesi dan Pengamanan (Yanduan Bid Propam) Polda Kalteng menduga, kematian Abdiansyah bukan akibat kecelakaan. Sejumlah kejanggalan pun disampaikannya dalam bentuk pengaduan masyarakat, Rabu (4/5/2016) lalu.

Kata Tadjiansyah, pada 22 Septembee 2015, dia melaporkan kehilangan anaknnya ke Polsek Timpah yang saat itu dipimpin Ipda Rahmad Saleh. Seminggu kemudian akhirnya pihak keluarga yang melakukan pencarian sendiri menemukan Abdiansyah di semak belukar dalam keadaan tak bernyawa.

Namun kendaraan korban yang berada di tepi jalan sekitar 9 meter dari mayat berdiri rampi tak mengalami kerusakan parah. Keluarga pun kemudian menghubungi pihak kepolsian atas penemuan itu.

"Segera melapor dan didatangi anggota Polsek Timpah atas nama Nandar dan kawan-kawan. Kemudian anghota itu menelpon ambulance dari Buntok untuk membawa mayat Abdiansyah ke RSUD dr Dorid Sylvanus Palangka Raya," kata Tadjiansyah dalam laporan.

Setelah itu lanjut warga Desa Timpah Kecamatan Timpah Kabupaten Kapuas ini, keluarga tak mengetahui lagi perkembangannya. Bahkan penguburan sebut Tadjiansyah, dilakukan oleh pihak Polsek Timpah dan rumah sakit tanpa pernah mengikutsertakan dirinya sebagai ayah.

Tadjiansyah mengaku tambah heran setelah ponsel anaknya yang diserahkan wanita penjaga karaoke ke anggota Polsek Timpah kini hilang. Selain itu kejanggalan lainnya papar dia, sejumlah saksi yang dia punya menyebutkan jika korban dibunuh. (RONI SAHALA/m)

Berita Terbaru