Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Raja Ampat Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Cerita Kahingai Sang Pendiri Laman

  • Oleh Budi Baskoro
  • 15 Mei 2016 - 11:08 WIB

SAYA berkesempatan mengunjungi Laman (desa) Kinipan, di tepian Sungai Batang Kawa, Kabupaten Lamandau, Kalteng 29-30 April lalu. Kinipan, yang kini menjadi ibu kota kecamatan, mewariskan jejak perubahan budaya yang menarik. Sebagian tradisi lama tetap terjaga, sementara penerimaan, dan penyiasatan pada budaya baru juga berlangsung. Maka inilah serial cerita saya dari lawatan kurang dari 24 jam itu.  

Alkisah, Kahingai hendak mencari tempat berladang baru. Lalu, ia mengayuh sampannya ke hilir (milir) Sungai Batang Kawa. Sampai di Pulau Inuhan, sebuah dataran kecil di tengah Sungai Batang Kawa, ia melihat pohon pinang, dan tertarik untuk memetik buahnya.

Tengok kanan-kiri, tak ada orang. Entah kenapa, Kahingai lalu melepas busana kulit kayunya, dan memanjat pohon yang dikiranya tak bertuan itu. Sampai di pucuk pohon, terkejutlah ia karena seorang perempuan menertawainya. Lebih terkejut lagi, ketika Kahingai menengok ke bawah, ada rumah si empunya pohon pinang itu, yang sebelumnya tak terlihat.

Ternyata pohon pinang itu adalah milik Dewata, Tuhan dalam kepercayaan lama (Kaharingan) orang-orang Sungai Batang Kawa. Dan perempuan yang melihat ulah Kahingai itu adalah anak Dewata, bernama Genali. Beruntung, lalu Kahingai malah mendapat petunjuk dari Dewata atas maksud perjalanannya.

Dewata memberi titah agar Kahingai mudik menyusuri sungai kembali dengan membawa ayam yang terikat. Bila sampai masanya ayam itu berontak dan terlepas dalam perjalanan dengan perahu, di situlah Kahingai harus berhenti. Itulah tempat berladang yang tepat baginya sesuai restu Dewata.

Di tempat itu kemudian Kahingai tak hanya berladang, melainkan membangun laman (kampung) baru, yang kini dikenal sebagai Kinipan, di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah.

Itulah kisah muasal berdirinya Kinipan. Namun, itu baru satu versi. Menurut versi lainnya, Kahingai sampai ke pohon pinang milik Dewata itu karena ia lupa membawa pinang sebagai bagian dari upeti yang akan dipersembahkan pada Kerajaan Banjar. Dalam versi ini, Kahingai juga sempat dikawinkan dengan Genali, putri Dewata yang memergokinya memanjat pinang dengan bugil itu.

Bisa jadi, masih ada versi lain yang lebih beragam tentang kisah Kahingai ini. Satu yang pasti, orang-orang Kinipan mempercayai bahwa Kahingai adalah leluhur mereka. (Budi Baskoro/B-10)

Berita Terbaru