BORNEONEWS, Kasongan - Sejumlah warga di Kecamatan Katingan Hilir dan Kecamatan Tewang Sanggalang Garing (TSG) masih mengandalkan Jembatan Gantung yang melintang di Sungai Kalanaman wilayah Kecamatan Katingan Hilir saat hendak menuju Kereng Pangi maupun Kasongan.

Namun sejauh ini Jembatan Gantung berkonstruksi kayu dan besi ini hanya bisa dilalui oleh pejalan kaki dan kendaraan roda dua saja.

Selain warga Desa Telangkah dan Desa Banut Kelanaman, Kecamatan Katingan Hilir, jembatan gantung yang memiliki panjang kurang lebih 100 meter ini juga ramai dilintasi warga desa lain di Kecamatan Tewang Sanggalang Garing (TSG), seperti Desa Tewang Rangas maupun Desa Hapalam dan lainnya.

Menurut pantauan Borneonews, Jumat (20/5/2016), saat dilintasi jembatan gantung ini bergoyang dan menimbulkan suara berisik. Ini karena lantai jembatan berupa papan yang ada tidak jarang renggang, sehingga saat dilintasi kendaraan menimbulkan bunyi berisik.

"Kalau mau lewat jembatan harus antre menunggu kendaraan dari arah seberang melintas dulu, baru kemudian gantian dari arah berlawanan, sebab jembatan gantung ini sempit," tutur Sumedi, seorang warga Desa Telangkah, Kecamatan Katingan Hilir.

Menurutnya, sebenarnya Pemerintah Kabupaten Katingan pada 2016 ini membangunkan jembatan penyeberangan di wilayah itu. 

"Mulai tahun ini Pemda Katingan mulai membangun jembatan yang melintasi Sungai Kalanaman itu, lokasinya sekitar sekilo dari sini," katanya.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Katingan Alyono mengatakan jika jembatan yang dibangun melintang di atas Sungai Kalanaman itu adalah sistim tahun jamak (multiyears).

"Jadi nanti masyarakat bagian hulu seperti Tumbang Samba Kecamatan Katingan Tengah dan Tumbang Kaman Kecamatan Sanaman Mantikei dan lainnya bisa melewati jembatan tersebut saat hendak ke Kasongan atau Palangkaraya selain melewati Jalan Soekarno-Hatta dan Km30," sebut Alyono. (ABDUL GOFUR/m)