Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Pakpak Bharat Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Petani Tambak di Seruyan Khawatir Merugi Jelang Kemarau

  • Oleh Parnen
  • 22 Mei 2016 - 10:05 WIB

BORNEONEWS, Seruyan - Jelang musim kemarau tahun ini, sejumlah petani tambak di Kuala Pembuang khawatir pada dampak usaha tambak yang ditekuni. Karena jika musim kemarau tiba, maka debit air pada lokasi tambak berangsur mengering seperti pada pengalaman tahun sebelumnya.

'Begitu tengah memasuki musim kemarau, kerugian yang dialam jauh lebih besar. Hal itu disebabkan proses pengembangbiakan ikan pada areal tambak yang dipergunakan debit air mengalami kekeringan. Tak jarang, ikan yang ditambakkan terpaksa harus dipanen sebelum masa waktunya tiba,' kata Satrijo (46), petani tambak asal Desa Sungai Undang di Kuala Pembuang, Minggu (22/5/2016).

Namun terkait ancaman musim kemarau terhadap usaha tambaknya itu, Satrijo mengaku tak bisa berbuat banyak. Mengingat musim kemarau merupakan peralihan musim yang biasa didapati tiap tahun terjadi.

'Kalau tambak kering, terpaksa kita mencari usaha sampingan. Untuk menghindari kerugian yang lebih besar jika dipaksakan tetap menekuni usaha tambak di musim kemarau. Selain itu, tujuan agar tetap bisa memperoleh penghasilan di luar usaha yang ditekuni,' ujar dia.

Biasanya, lanjut dia, begitu musim kemarau masih berlangsung, banyak didapati ikan-ikan yang mati sebelum memasuki masa panen. Sebagian ada yang di panen terlebih dahulu, dan ada juga dialihkan ke tempat pengembangbiakan ikan pada lokasi dinilai memungkinkan. Namun upaya itupun dirasa kurang maksimal dalam mendongkrak tingkat hasil panen tambak oleh petani.

 'Tetap saya akui, dalam menjalankan suatu usaha, konsekuensi untung atau rugi itu pada ada,' akunya.

Sementara itu di lain sisi, ancaman musim kemarau tahun ini juga turut dirasakan oleh sejumlah pelaku rumah tangga non pelanggan PDAM Kuala Pembuang. Hal ini menyangkut perolehan pasokan air bersih yang biasa digunakan untuk keperluan mandi, mencuci dan memasak (MCK). 

Sebab hampir sebagian besar warga Kuala Pembuang yang tidak masuk sebagai pelanggan PDAM, masih terbiasa mempergunakan sumur buatan untuk memperoleh air. Namun saat musim kemarau, sumur-sumur milik warga banyak yang mengalami kekeringan. (PARNEN/m)

Berita Terbaru