Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Disbudpar Kotim: Tiwah Harus Dijaga Kelestariannya

  • Oleh ANTARA
  • 17 Mei 2024 - 11:20 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, Bima Eka Wardhana menyebut ritual Tiwah sebagai kekayaan budaya dan warisan leluhur, khususnya umat Hindu Kaharingan yang perlu dijaga kelestariannya.

“Ritual adat di Kotim ini merupakan kekayaan budaya dan peninggalan leluhur yang perlu dijaga kelestariannya sehingga tidak hilang ditelan zaman,” kata Bima di Sampit, Jumat, 17 Mei 2024.

Bima menyampaikan dirinya baru saja menghadiri salah satu pelaksanaan ritual Tiwah di Desa Bukit Batu, Kecamatan Cempaga Hulu, tepatnya di lapangan SDN 1 Bukit Batu.

Di era globalisasi, saat teknologi semakin berkembang membawa kemudahan akses informasi turut berdampak pada perubahan terhadap kebudayaan manusia. Tak sedikit masyarakat yang meninggalkan gaya hidup yang dianggap ketinggalan zaman, sehingga sedikit demi sedikit warisan leluhur mulai terkikis.

Kondisi ini cukup memprihatinkan, karena pada dasarnya warisan leluhur merupakan kekayaan budaya yang tak ternilai harganya, sekaligus sebagai identitas bagi suatu suku maupun kelompok masyarakat serta bentuk penghormatan kepada leluhur.

Oleh sebab itu, Bima menekankan pentingnya menjaga warisan leluhur, salah satunya ritual Tiwah. Disamping sebagai kekayaan budaya, juga memiliki potensi atau daya tarik wisata yang bisa menarik wisatawan domestik maupun mancanegara.

“Ritual Tiwah ini merupakan salah satu potensi wisata yang perlu dikemas dan dipromosikan dengan baik, sehingga diharapkan bisa menarik wisatawan domestik maupun mancanegara untuk datang menyaksikan,” tuturnya.

Ia mengapresiasi generasi muda di kalangan umat Hindu Kaharingan yang masih peduli dan memiliki minat yang tinggi dalam menjaga kelestarian ritual Tiwah. Terbukti pada kegiatan yang dilaksanakan di Desa Bukit Batu melibatkan para kaula mudanya.

“Saya yakin dengan keterlibatan generasi muda ini ritual Tiwah tidak akan luntur ditelan zaman,” ucap Bima.

Kendati demikian, ia tidak memungkiri ritual Tiwah mulai jarang ditemui di Kotim. Menurutnya, hal ini dikarenakan perlu perencanaan dan persiapan yang matang, baik dari segi dana, leluhur yang ditiwahkan, dan lain-lain. Bukan karena ditinggalkan oleh masyarakatnya.

Berita Terbaru