BORNEONEWS, Palangka Raya - Untuk menentukan jenis usaha perbaikan yang dapat dilakukan pada suatu lahan, maka harus diperhatikan karakteristik lahan yang tergabung dalam masing-masing kualitas lahan.

Hal ini disampaikan Profesor Rahmawaty dari Universitas Sumatera Utara atau USU yang menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan Budidaya Pertanian Spesifik Lokasi Berbasis Hasil Analisa Kesesuaian Lahan di 15 Desa Lingkar Tambang untuk Pertanian Berkelanjutan melalui Program PPM Community Development PT Agincourt Resources, Batangtoru.

"Satuan peta yang mempunyai karakteristik lahan yang tidak dapat diperbaiki tidak akan mengalami perubahan kelas kesesuaian lahannya, sedangkan yang kerakteristik lahannya dapat diperbaiki, kelas kesesuaian lahannya dapat berubah menjadi satu atau dua tingkat lebih baik," kata Prof Rahmawaty dalam rilisnya pada Selasa, 21 Mei 2024.

Lahan yang berada di kategori Kelas S1 atau Sangat Sesuai menurutnya tidak mempunyai faktor pembatas yang berarti atau faktor pembatas bersifat minor dan tidak menurunkan produktivitas lahan secara nyata.

"Kelas S2 atau Cukup Sesuai yakni lahan yang mempunyai faktor pembatas yang berpengaruh terhadap produktivitasnya. Memerlukan tambahan masukan atau input yang tidak terlalu besar hingga faktor pembatas yang dapat diatasi sendiri oleh petani," jelasnya.

Sementara Kelas S3 atau Sesuai Marginal mempunyai faktor pembatas yang berat. Memerlukan modal tinggi sehingga perlu ada bantuan atau campur tangan atau intervensi Pemerintah atau Pihak Swasta untuk memperbaiki kelas ini.