Aplikasi Pilwali (Pemilihan Walikota) Kota Medan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Safari Ramadan Momentum DPRD Katingan Jaring Aspirasi Masyarakat

  • Oleh Hairul Saleh
  • 25 Juni 2016 - 15:00 WIB

BORNEONEWS, Kasongan - Anggota DPRD Katingan menggunakan berbagai momentum, salah satunya Safari Ramadan 2016 yang sangat strategis untuk menjaring aspirasi masyarakat. Mereka tidak hanya terpaku 'menggali maupun menjaring aspirasi masyarakat dengan kegiatan reses semata.

Anggota DPRD Katingan, Muhammad Effendi, yang aktif mengikuti kegiatan Safari Ramadan 2016, baik bersama Bupati Katingan, Ahmad Yantenglie ataupun Wakil Bupati Katingan, Sakariyas, mengungkapkan, memanfaatkan momentum itu untuk bersilahturahim dengan masyarakat, selain menjaring aspirasi-aspirasi masyarakat.

"Kegiatan Safari Ramadan ini sangat strategis bagi kita selaku wakil rakyat untuk bertemu langsung dengan masyarakat dan mendengar keluhan-keluhan maupun hal-hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah daerah," kata anggota DPRD Katingan, Muhammad Effendi kepada PPost, di Kasongan, Jumat (24/6/2016).

Legislator Partai Demokrat itu' mengungkapkan, masih banyak aspirasi masyarakat Katingan yang memang seharusnya diperhatikan dengan serius oleh pihak pemerintah daerah selaku lembaga eksekutif. Dia mencontohkan, saat mengikuti Safari Ramadan dengan Wakil Bupati Katingan, Sakariyas, dia bersama wakil rakyat lainnya mendapatkan aspirasi penting dari masyarakat Desa Batu Badak.

Pasalnya, menurutnya sudah tiga tahun lamanya masyarakat Desa Batu Badak tidak ada tenaga kesehatan yang bertugas maupun ditempatkan di sana. "Berdasarkan informasi yang kita dapat dari masyarakat dan kepala Desa Batu Badak saat mengikuti Safari Ramadan itu jadi mengetahui permasalahan di desa tersebut."

'Mengetahui hal itu, dirinya sangat menyayangkan atas kekosongan tenaga kesehatan di desa tersebut. Pasalnya, rumah dinas perawat dan bangunan Puskesmas Pembantu (Pustu) sudah ada di sana. "Memang sebelumnya ada perawat, namun ditarik dan ditempatkan di Desa Tumbang Baraoi," bebernya.

Karena tidak adanya perawat ataupun bidan di Batu Badak, cetusnya, masyarakat setempat terpaksa pergi ke Desa Nusa Kutau untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Meskipun, jarak antara dua desa tersebut terlalu jauh.

'"Idealnya untuk satu desa harus ada satu perawat atau satu bidan. Kami minta kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) karena kemarin ada mengangakt tenaga harian lepas, agar hendaknya menempatkan satu orang perawat di Desa Batu Badak," katanya.

'Fendi mengaku memang jumlah warga desa itu terbilang cukup kecil bahkan berjumlah hanya sekitar 80 jiwa saja. Akan tetapi, menurutnya meskipun demikian setiap masyarakat perlu diberikan pelayanan kesehatan yang dilakukan dengan menempatkan tenaga medis.

"Memang jumlah penduduknya sekitar 80 orang. Meskipun sedikit mereka tetap masyarakat kabupaten yang juga mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang sama. Karena hanya  desa itu diantara desa lainnya di Petak' Malai yang tidak ada perawat yang ditugaskan untuk melayani kesehatan masyarakat," demikian Muhammad Effendi. (HAIRUL SALEH/N).

Berita Terbaru