Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Mamuju Utara Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Camat Kolam Bantah Pungutan Rp100 Ribu sebagai Retribusi

  • Oleh Raden Aryo Wicaksono
  • 28 Juni 2016 - 13:40 WIB

BORNEONEWS, Kobar - Meski tertulis dalam karcis sebagai retribusi sumbangan untuk perbaikan jalan Pangkalan Bun-Kotawaringin Lama (Kolam) sebesar Rp100 ribu. pihak Pemerintah Kecamatan Kolam membantah pungutan yang terhadap pengendara mobil tersebut, sebagai retribusi. Hal itu diakui sebagai kontribusi pengguna jalan terhadap perbaikan secara swadaya jalan.

Camat Kolam, Teguh Winarno mengatakan, pungutan itu untuk pengadaan latrit yang akan digunakan menimbun titik-titik jalan rusak dan dijadikan objek pungutan liar kelompok warga di Jalan Pangkalan Bun-Kolam. Pungutan tersebut dilakukan terhadap para pengendara mobil. Sedangkan untuk pengendara sepeda motor tidak dipungut.

"Itu bukan retribusi. Tetapi, kontribusi untuk pengadaan latrit menimbun portal-portal yang ada. Kegiatan ini gotong royong masyarakat dan kami dukung untuk kenyamanan bersama," kata Camat Kolam, Teguh Winarno, di Pangkalan Bun, Senin (27/6/2016).

Teguh Winarno menjelaskan, Senin (27/6/2016) ini pungutan itu sudah tak lagi dilakukan. Penarikan dengan karcis itu dipungut hingga Sabtu lalu. Karcis yang diberikan kepada para pengendara itu sebagai bukti yang bersangkutan sudah menyumbang. Karena tiap kendaraan hanya dipungut satu kali saja. Saat ini seluruh portal yang sebelumnya beroperasi secara tersebar di jalan itu sudah ditimbun.

"Sudah dua hari lalu, karcis itu untuk bukti sudah menyumbang. Kerena tiap mobil hanya satu kali saja diminta. Alhamdulillah semua portal sudah ditimbun. Mudah-mudahan lebaran nanti jalan lancar," tegasnya.

Teguh sangat berharap jalan Pangkalan Bun-Kolam tak lagi mengalami kerusakan parah. Sebab kerusakan jalan akan memicu munculnya portal-portal pungutan liar jasa penyediaan kayu titian perlintasan kendaraan. Munculnya portal pungutan jasa perlintasan diakuinya menjadi hal dilematis bagi pemerintah setempat. Pasalnya tak ada modal yang cukup untuk memperbaiki jalan rusak secara swadaya.

"Mudah-mudahan tidak ada lagi. Soalnya kalau ada jalan rusak. Para pemortal langsung sigap. Kami mau larang serba salah. Sebab tidak punya modal untuk baiki jalan. Kalau enggak gotong royong seperti kemarin mana mungkin bisa menutup portal-portal itu," kata Camat Kolam, Teguh Winarno. (RADEN ARIYO/N).

Berita Terbaru