Aplikasi Pilwali (Pemilihan Walikota) Kota Tidore Kepulauan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Waspadai Obesitas pada Anak

  • 27 Juli 2016 - 21:10 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Waspadai obesitas pada anak. Jangan berbangga dulu karena memiliki anak gemuk atau gendut. Selama ini banyak yang menyangka anak gendut itu sehat dan menggemaskan. Padahal, bisa jadi anak yang memiliki berat badan berlebih tersebut mengalami obesitas.

Dokter spesialis anak, Ken Shinta menjelaskan, obesitas merupakan penumpukan jaringan lemak berlebihan di dalam tubuh. Orang-tua harus mengetahui apa penyebab obesitas dan bagaimana cara mencegah atau mengatasi masalah obesitas anak. Obesitas, menurutnya menjadi masalah yang serius karena bisa mengakibatkan berbagai macam gangguan kesehatan. Apalagi, jika terjadi pada anak yang masih dalam tahap pertumbuhan.

"Obesitas bisa menyebabkan arteri karotis dan kolesterol yang tidak normal karena di dalam darahnya terdapat banyak lemak sehingga memengaruhi pembuluh darah," ungkap wanita dokter yang berpraktek di poli anak RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun itu. Rabu (27/7/2016).

Selain itu, lanjut Dokter spesialis anak, Ken ShintaKen, Diabetes, hipertensi, penyakit jantung, gangguan tidur dan kanker juga bisa timbul akibat obesitas. Orang dengan obesitas juga berpotensi mengalami gangguan hati, gangguan makan, anoreksia, infeksi kulit dan asma, serta gangguan pernafasan lainnya.

Selain itu, anak-anak dengan kelebihan berat badan atau kegemukan juga dapat mengalami kesulitan bergerak dan terganggu pertumbuhannya karena timbunan lemak yang berlebihan pada organ-organ tubuh yang seharusnya berkembang. Belum lagi efek psikologis yang dialami anak, misalnya ejekan dari teman-teman sekelas pada anak-anak yang telah bersekolah.

Dokter lulusan Universitas Diponegoro Semarang itu menyebutkan, masalah obesitas pada anak sebetulnya mudah dikenali. Beberapa gejala klinis yang bisa terlihat seperti tinggi dan berat badan yang tidak seimbang, ukuran penis yang terlihat kecil karena tenggelam akibat jaringan lemak di sekitar penis yang meninggi. Lalu, adanya penumpukan lemak di area perut dan sekitar payudara, serta bentuk kaki yang bengkok akibat terlalu berat menopang beban tubuh.

Beberapa penyebab obesitas, sebut Ken, diantaranya faktor genetik atau keturunan, Makanan cepat saji dan makanan ringan dalam kemasan, minuman ringan atau soft drink dan kurangnya aktifitas fisik.

Pola makan yang buruk, aktivitas fisik yang kurang serta rendahnya kontrol orang tua terhadap makanan yang dikonsumsi anak menjadi faktor dominan yang dapat meningkatkan resiko obesitas pada anak. Obesitas pada anak sebetulnya dapat dicegah.

"Selalu pantau pertambahan berat badan dan tinggi badan secara teratur, menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT) anak secara berkala, melakukan aktivitas fisik rutin tiga hingga lima kali dalam seminggu, dan melakukan pengontrolan makanan pada anak," ujar Dokter spesialis anak, Ken Shinta.

Untuk pencegahannya, terang Ken, memperhatikan makanan yang akan diberikan untuk anak, membiasakan sarapan dan memberikan bekal untuk anak, memperbaiki teknik mengolah makanan dan menetapkan aturan makan. "Obesitas pada anak harus menjadi perhatian serius bagi orangtua," kata Dokter spesialis anak, Ken Shinta.

Perlu diketahui, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), saat ini pada anak usia 6-12 tahun, prevalensi anak kegemukan mencapai 9,2 persen. Selain gizi buruk, masalah tersebut merupakan masalah yang wajib mendapat perhatian serius. (UD/N).

Berita Terbaru