Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Petani Bisa Umrah dan Haji berkat Program IGA

  • Oleh Cecep Herdi
  • 14 Agustus 2016 - 18:10 WIB

PROGRAM Income Generating Activity (IGA) PT Gunung Sejahtera Dua Indah (GSDI)-GSYM, anak perusahaan PT Astra Agro Lestari Tbk terbukti menyejahterakan para kelompok tani sawit. Program yang digaungkan sejak 2007 silam sesuai Permentan No 28 itu menambah income para petani dalam sisi perekonomian. Bahkan, dari 276 petani IGA tersebut, beberapa di antaranya sudah menjalani ibadah haji dan umrah. Seperti yang dilakoni Amir Hamzah (64 tahun) yang mengaku perekonomiannya membaik setelah bergabung dalam program IGA PT Astra Agro Lestrari Tbk.

Setelah sembilan tahun bergabung dalam program IGA, Pria yang mengaku puluhan tahun menjadi penebang pohon Meranti dengan penghasilan hanya Rp1 sampai Rp2 juta per bulan itu akhirnya dapat mengajak istrinya menjalankan ibadah haji plus ke tanah suci. Ia yang ditemui Minggu (14/8/2016) siang di Kelurahan Baru Pangkalan Bun saat acara sukuran keberangkan haji mengatakan, begitu bersyukur dan beruntung ikut program IGA. Dambaannya menunaikan ibadah rukun Islam ke lima itu terlaksana setelah berpindah haluan dari penebang pohon Meranti menjadi petani kelapa sawit. "Alhamdulillah berkat Allah SWT dan PT Astra Agro Lestari, khususnya PT GSDI-GSYM, saya bersama istri bisa melaksanakan ibadah haji 31 Agustus tahun ini," jelas pria yang juga menjabat sebagai kelompok tani IGA di Desa Umpang, Kecamatan Arsel, Kabupaten Kobar.

Ia menceritakan, semula tidak memahami program IGA yang dibuat PT Astra Agro Lestari. Namun setelah mencoba dengan lahan awal 2 hektare, sedikit demi sedikit ia menguasai bagaimana melaksanakan program tersebut. Mulai pemahaman kecambah, pembukaan IGA, proses tanam, perawatan hingga panen sampai jaminan hasil buah. "Awalnya saya tidak tahu apa itu IGA, saya coba ikut dengan lahan 2 hektare, sekarang sudah punya kebun sawit 20 hektare dengan penghasilan rata-rata Rp30 juta per bulan, dari hasil itu juga saya dapat menguliahkan anak-anak saya," aku dia.

Membentuk petani mandiri

Pria paruh baya ini menuturkan, dalam progam itu, petani dibimbing  menanam sawit yang benar dan diberi pinjaman modal sebesar Rp7,2 juta. "Memang tiga tahun awal susah. Namun dengan kerja keras, setelah tiga tahun baru terasa hasilnya," ujarnya

Tahun ini juga, tak hanya Amir beserta istrinya yang berhasil melaksanakan haji plus berkat keuntungan dari IGA. Di Desa Umpang, Anwar (47) dan istrinya Irmawati juga turut melaksanakan haji plus dengan biaya keberangkatan hasil dari tanaman sawitnya seluas 25 hektare dari program IGA.

Comunity Development Officer PT GSDI-GSYM Suryono mengatakan, progam IGA ini diharapkan dapat membentuk kemandirian dari petani. Sebab lahan yang dipakai dalam program IGA ini adalah lahan milik petani sendiri. "Kita mengajak masyarakat mempunyai kegiatan dan meningkatkan pendapatannya," ujar Suryono.

Ia menjelaskan, selain mengawasi aktivitas petani, pihaknya juga memantau penghasilan. Pembinaan juga dilakukan dengan melakukan kunjungan rutin ke petani melalui penyuluh. Tidak jarang, penyuluh itu memberi masukan atau saran bila petani mengalami penurunan produksi.

"Saat ini kami sedang melakukan intensifikasi. Bagaimana meningkatkan produksi sawit dengan lahan yang sama," ucap dia

Tiga kecamatan

Administratur PT GSDI-GSIP Wahyu Medici Ritonga juga menyatakan, program IGA PT Astra yang berada di lingkup PT GSDI-GSYM saat ini sebanyak 700 hektare dari 276 petani yang terbagi dalam enam kelompok. Lahan IGA itu terdapat di tiga Kecamatan yakni Pangkalan Banteng, Arsel, dan Arut Utara. "Tahun ini target IGA kami 150 hektare, program ini terbukti mampu meningkatkan perekonomian petani kelapa sawit. Karena pinjaman modal yang kami berikan tidak berbunga. Dan pengembalian modalnya pun 30 persen dari hasil keuntungan mereka (petani IGA)," jelasnya.

Dalam satu tahun, PT Astra memberikan bimbingan dan pembekalan dua kali kepada para petani IGA dan kepada masyarakat yang belum bergabung. Program penyuluhan yang diberikan di Training Center itu bekerjasama dengan pemerintah kabupaten. "Kami memberikan modal Rp25 juta per hektare kepada para petani dalam program IGA. Nantinya digunakan baik untuk bibit, pupuk, perawatan dan sebagainya," jelasnya.

Syarat IGA ini, petani harus memiliki lahan minimal 2 hektare untuk ditanami sawit. Terkait permodalan dan penyuluhan, program ini secara keseluruhan akan membimbing para petani hingga mendapatkan keuntungan. (Adv/CP/B-2)

Berita Terbaru