Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Lebong Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Dinkes Kotim Wajibkan Ibu Hamil dan Penderita TB Periksa HIV/AIDS

  • Oleh M. Rifqi
  • 25 Agustus 2016 - 16:30 WIB

BORNEONEWS, Kotim - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotawaringin Timur (Kotim) mewajibkan ibu hamil dan penderita tuberkulosis (TB) melakukan pemeriksaan "screening test"  HIV/AIDS guna mendeteksi keberadaan virus mematikan tersebut. Tes pemeriksaan teratur agar dengan pengobatan rutin bayi yang dikandung tidak tertular. Ada beberapa gejala HIV/AIDS yang bisa ditemukan di penderita TB. Dampak terburuk dari komplikasi TB dan HIV atau TBHIV lebih cepat mematikan sistem imun ketimbang HIV/AIDS. 

'Kematian HIV/AIDS bukan karena HIV/AIDS itu sendiri, tetapi lebih banyak karena penyakit penyerta. Karena dia menyerang sistem kekebalan tubuh. Sekitar 60% penyakit penyerta HIV/AIDS adalah TB,' jelas Kepala Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Kotim, Triyono, di Sampit, Kamis (25/8/2016).

Dengan wajib screening diharapkan bisa meminimalisasi penyebaran HIV/AIDS sedini mungkin. Pemeriksaan awal bisa dilakukan di 20 puskesmas di Kotim. Di puskesmas ini sudah disediakan rapid test (tes diagnostik cepat) I. Bila hasil rapid tes aktif, dirujuk ke klinik VCT (voluntary consult and test) di RSUD dr Murjani Sampit atau Puskesmas Pasir Putih. Di sana akan diulang kembali rapid tesnya hingga tiga kali pemeriksaan untuk memastikan.

Pemeriksaan dan pendampingan ibu hamil akan dilakukan hingga proses persalinan. Sedangkan untuk penderita TB akan diobati dulu TB nya, setelah itu baru pengobatan HIV/AIDS dengan obat antiretroviral (ARV). ARV tidak membunuh virus itu, namun ART dapat melambatkan pertumbuhan virus.

Menurut Triyono, antusiasme masyarakat masih kurang melakukan pemeriksaan HIV. Padahal, pemeriksaan dini sangat bermanfaat untuk mengetahui tingkat virus sebelum akhirnya menjadi AIDS. Sebab, fase HIV cukup lama, antara tiga hingga 10 tahun.

Data Dinkes Kotim jumlah kasus baru HIV/AIDS di daerah itu pada semester pertama atau sejak Januari hingga Juni 2016 ditemukan sebanyak 22 kasus. Dari jumlah tersebut 12 di antaranya sudah masuk kategori AIDS dan 10 orang diantaranya meninggal dunia. (M. RIFQI/N).

 

Berita Terbaru