Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Satgas Karhutla Kotim Buat Posko Udara Titik Api Sulit Dijangkau

  • Oleh Rafiuddin
  • 28 Agustus 2016 - 13:50 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Kendati Kabupaten Kotawaringin Timur sudah menetapkan status siaga tanggap darurat bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) dari 11 Juli hingga 9 Oktober 2016, namun upaya antisipasi Karhutla ini sangat sulit dilakukan. Sebab, pemadaman Karhutla yang terjadi di sejumlah kecamatan di Kotim, tidak bisa dilakukan dengan cara operasi darat akibat sulitnya medan untuk menjangkau titik api.

Dandim 1015 Sampit, Letkol Inf I Gede Putra Yasa mengatakan, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan termasuk dengan water bombing. Hingga saat ini water bombing juga sudah dilaksanakan sebanyak 13 kali dalam sepekan terakhir.

'Kedepan kita akan buat posko udara, sementara ini hanya ada di Pangkalan Bun. Ke depan juga dari BNPB akan diturunkan dua heli MI dari Rusia di Palangka Raya. Saat ini dua helikopter di Pangkalan Bun itu bisa dioper ke Sampit jika sewaktu-waktu ada titik api yang sulit dijangkau,' kata I Gede Putra Yasa, saat jumpa pers dengan awak media di Kodim 1015 Sampit, Sabtu (27/8/2016).

Dengan adanya posko udara, setiap ada kebakaran hutan dan lahan yang tidak terjangkau oleh petugas lewat jalur darat, maka akan segera diajukan untuk water bombing.

Satu-satunya cara untuk mengatasi kebakaran ini hanyalah dengan cara melakukan water bombing. Seperti yang telah terjadi di Kecamatan Teluk Sampit, tepatnya di Desa Lempuyang dan Desa Seranggas, dalam beberapa hari ini api terus membakar hutan dan  lahan diwilayah itu. Sedangkan luas lahan yang terbakar diperkirakan sudah mencapai puluhan hektare.

Masalah lainnya yang juga dihadapi satgas Karhutla adalah minimnya anggaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim, serta peralatan Damkar yang kurang maksimal.

'Kami akan tetap berupaya bersama TNI/Polri untuk melakukan pencegahan maupun pemadaman karhutla ini. Tapi memang kami harus akui sedikit terkendala anggaran, tapi itu tidak menjadi alasan kami untuk tidak kerja memadamkan api sesuai dengan amanat pak Presiden dan bapak bupati,' kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Kotim, Sutoyo.

BPBD Kotim telah memetapkan daerah rawan bencana kebakaran hutan dan lahan yakni ada pada 9  kecamatan, 65 desa dan 14 kelurahan. Saat ini  wilayah yang paling banyak ditemukan titik api yakni di Kecamatan Teluk Sampit, Kecamatan Cempaga, serta Kecamatan Pulau Hanaut. Meski sebelumnya ditemukan 12 titik di wilayah selatan, namun dari data BMKG Bandara Haji Asan Sampit pada Minggu pagi tinggal satu titik yakni di Kecamatan Teluk Sampit. (RAFIUDIN/m)

Berita Terbaru