Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Way Kanan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

PDAM Pastikan Kapuas Bebas Air Asin Jelang Musim Kemarau

  • 28 Agustus 2016 - 19:15 WIB

BORNEONEWS, Kapuas - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Kapuas memastikan pasokan air bersih tawar untuk Kota Kuala Kapuas dan sekitarnya aman saat memasuki musim kemarau. Jika air sungai sudah asin, maka air baku dari Desa Palingkau, Kecamatan Kapuas Murung, sudah siap jadi sumber pasukan air ke dalam kota.

"Air baku kita sudah siap dan semuanya sudah diuji coba. Air baku akan disuplai dari wilayah Palingkau dan akan disalurkan ke Kota Kuala Kapua. Kemudian dari kota akan disalurkan kembali ke wilayah lain seperti Anjir," papar Direktur PDAM Kapuas, Widodo SE kala dihubungi via telepon, Minggu (28/8/2016).

Selama kemarau, lanjut Wid sapaan akrabnya, air di Palingkau terhindar dari keasinan karena air pasang yang asin tidak mampu naik ke wilayah itu. Kalau dulu, air baku didapat dari wilayah Desa Sei Tatas Kecamatan Pulau Petak, namun karena pengaruh alam posisi air pasang sudah bergeser naik dan batas aman saat ini berada di wilayah Palingkau.

"Seluruh kecamatan dialiri PDAM aman dari air asin. Untuk wilayah pasang surut aman. Tetapi ada satu kecamatan yang masih merasakan air asin yakni Kecamatan Kapuas Barat (Mandomai). Di sana ada sekitar 600 pelanggan PDAM. Kondisi ini karena posisinya yang jauh mengakibatkan air baku dari Palingkau belum bisa menjangkau. Sedangkan wilayah hulu yakni non pasang surut merupakan daerah tinggi yang tidak terjangkau oleh air asin, sehingga aman dari air asin," jelas Widodo.

Saat ditanya apakah ada pengaruh dengan seringnya terjadi pemadaman listrik pada musim kemarau, menurutnya memang ada. Saat terjadi pemadaman, mereka akan menggunakan genset. Namun jika pemadaman berlangsung lama, penyaluran air akan tidak maksimal (tetap mengalir namun tidak deras).

"Menggunakan genset juga akan mengakibatkan pengeluaran kita meningkat tajam. Contoh seperti di Kecamatan Mantangai dulu saat menggunakan genset biaya pembelian BBM kita mencapai Rp25 juta per bulan. Saat sudah menggunakan PLN hanya Rp 3-4 juta per bulan, jadi perbedaannya cukup jauh," ungkap Widodo.

Dia juga menuturkan, adapun kecamatan yang masih menggunakan genset untuk mengalirkan air PDAM sampai saat ini adalah Kecamatan Kapuas Tengah (Pujon) dengan pengeluaran BBM menjapai Rp27 juta per bulan. Hal ini karena listrik di Pujon hanya menyala saat sore hari sekitar pukul 17.00 Wib dan subuh sudah mati.

"Sedangkan pemakaian puncak kita untuk air PDAM justru pada siang hari saat listrik PLN mati," tukasnya. (m)

Berita Terbaru