Aplikasi Pilkada Terintegrasi dengan Excel

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Sebagian Petani di Mentaya Hilir Selatan Enggan Tanam Padi karena Lahan Kering

  • Oleh Rafiuddin
  • 29 Agustus 2016 - 20:00 WIB

BORNEONEWS, Kotim - Sebagian petani di Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Kotawaringin Timur enggan bertanam padi pada musim tanam April-September 2016, karena keringnya lahan pertanian di wilayah itu. Lahan pertanian, persawahan dan ladang di wilayah selatan turut mengering, sehingga kelompok tani (Poktan) enggan bercocok tanam. Kekeringan membuat tanah retak-retak dan berlobang.

'Permukaan tanahnya retak-retak yang lebarnya sudah mencapai satu centimeter,' ungkap Ketua Gapoktan Sejati Bersama, Desa Samuda Kecil, Kecamatan Mentaya Hilir Selatan, Zainudin, Senin (29/8/2016).

Setelah sukses bertanam Oktober-Maret  yang panen serentak sekitar Juni lalu, para petani ingin berlanjut menanam musim tanam Apil-September 2016. Namun mereka tidak berani melakukan itu karena khawatir akan gagal panen karena baik sawah maupun ladang kering saat musim kemarau.

Tanah yang dulunya basah dan becek sekarang sudah mengering karena cuaca panas. Keringnya lahan pertanian itu hingga menimbulkan tanah lahan itu retak dan berlobang-lobang memanjang yang lebarnya hingga beberapa centimeter.

Terjadinya musim kemarau tahun ini, kata Zainundin, menjadikan para petani sendiri pikir-pikir melakukan penanaman padi Asep. Alasan petani karena lahannya yang kering, sehingga mereka mengurungkan niatnya untuk tidak bertanam padi.

Menurut Zainudin, air yang berada pada anak sungai Desa Samuda Kecil pasang surutnya tak mencapai ke lokasi lahan petani setempat. Bahkan debit air yang dulunya masih ada ditabukan sungai buatan (sekunder) sekitarnya turut mengering.

'Lahan pertanian warga kering sehingga para petani enggan untuk tanam padi. Takut menanggung kerugian,' ujarnya.

Sementara itu Penyuluhan Pertanian Lapangan (PPL) Wiyono mengatakan, para petani yang berada dalam penyuluhannya beberapa waktu lalu pernah melakukan tanam tugal atau teronok. Turut gagal lantaran tanahnya kering.

'Kelompok tani Desa Sebamban sempat melakukan semai karena lahannya kering sehingga benih tak mau tumbuh dan padi yang ditaburpun dimakan tikus,' ujarnya. (RAFIUDIN/N).

Berita Terbaru