Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Lampung Selatan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kebakaran Akibatkan Pasokan Listrik PLTU Kumai ke PLN Terhenti Total

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 01 Oktober 2016 - 14:07 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun -- Pasca terbakarnya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) Rabu (28/9) malam, pasokan listrik ke PT.PLN Rayon Pangkalan Bun terhenti total.  Akibatnya intensitas pemadaman bergilir di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) menjadi lebih tinggi.

Hal itu ditegaskan oleh Supervisor teknik PT PLN Rayon Pangkalan Bun, Suprapto di ruang kerjanya, Jumat (30/9/2016).

" Sejak kebakaran PLTU Kumai  yang dikelola oleh PT EEI, hingga saat ini PLTU belum masuk sistem atau tidak ada pasokan listrik ke PLN," ungkap Suprapto.

Di jelaskan sebelum kebakaran, PLTU hanya bekerja dengan 1 unit mesinnya dan memasok 4 MW listrik ke PLN, sementara 1 unit lainnya over houle atau sedang maintenance. Dari sisi pembangkit PLN juga dalam maintenance, sehingga PLN menjadwalkan pemadaman hingga 18 hari ke depan. Namun sejak  kebakaran terjadi dan tidak ada pasokan ke PLN maka hal itulah yang menyebabkan intensitas pemadaman lebih tinggi. 

"Kita saat ini mengalami defisit sebesar 6 MW karena 1 unit over houle dan dari sisi pembangkit PLN juga sedang maintenance.  Dengan tidak masuknya sistem ke PLN dari PLTu tentu menambah intensitas pemadaman," Kata Suprapto.

Suprapto juga merasa heran saat Manager PLTU Kumai, Darmawan menjamin bahwa kebakaran PLTU tidak mengganggu pasokan listrik yang masuk ke PLN. Dan ia pun tidak berani menyangkal apa yang dikatakan oleh Darmawan. 

Kebakaran PLTU Banyak Kejanggalan

Satuan Pemadam Kebakaran (Damkar) Pemkab Kotawaringin Barat (Kobar), menyebut banyak kejanggalan terkait kebakaran yang terjadi di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Kumai pada Rabu (28/9/2016), baru-baru ini.

Kejanggalan tersebut ditemukan oleh satuan Damkar pada saat proses pemadaman. Hal itu terlihat seperti adanya limbah yang dibiarkan bocor, pipa air yang bocor hingga selang Hydrant yang juga ikut bocor. Selain itu perusahaan sebesar PLTU kawasannya terkesan kumuh dan sangat tidak terawat.

"Memang agak aneh. Harusnya perusahaan besar seperti itu  punya nomor penting seperti Damkar, ambulance, polisi serta pihak terkait. Ini ngga ada, saya ke TKP malah warga yang nelpon bukan dari pihak perusahaannya," ungkap Kordinator Damkar, Sukardi Jumat (30/9/2016).

Ia menduga kebakaran terjadi akibat kelalaian.Menurut dia rentang waktu satu jam dari awal terjadinya kebakaran hingga pihaknya dihubungi oleh warga merupakan penyepelean terhadap suatu pertistiwa yang bisa membawa dampak luar biasa kepada masyarakat sekitar. 

"Satu jam mereka anggap sepele dengan mengandalkan peralatan Damkar milik PLTU yang sudah pada nggak efektif," tegas Sukardi.

 Sementara itu, pihak satuan pemadam kebakaran (Damkar) saat hendak mengumpulkan data terkait dengan penyebab kebakaran yang terjadi di lokasi kejadian dipersulit oleh PLTU Kumai mereka tidak diperkenankan masuk tanpa seizin pimpinan PLTU.

 Kordinator Damkar Pemkab Kobar menyesalkan sikap dari PLTU yang seolah-olah menutup-nutupi penyebab kebakaran dan kejanggalan-kejanggalan yang terjadi. Padahal pihaknya sudah membantu pemadaman dan sukses sehingga tidak menimbulkan kerugian besar. 

"Kami tidak jadi ngambil data ke TKP. Sepertinya mereka takut terungkap kejanggalan-kejanggalan yang ada di dalam. Makanya agak dipersulit. Tapi tadi malam ada yang menelpon dari Koramil mewakili Pimpinan perusahaan yang menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan petugas keamanannya," ungkap Sukardi.

Sukardi meneruskan, pihaknya juga memohon kepada Bupati Kobar dan anggota DPRD Kobar untuk perubahan semua sistem yang ada di PLTU Kumai. Karena apabila tidak dirubah bisa merugikan masyarakat Kobar. (KK/*)

Berita Terbaru