Aplikasi Manajemen Relawan Pilkada 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Desa Nihil Karhutla Bakal Dapat Bonus Rp25 Juta

  • Oleh Rafiuddin
  • 05 Oktober 2016 - 07:20 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Meski saat ini sudah memasuki musim penghujan, pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur tetap melakukan sosialisasi untuk mengantisipasi dampak kemarau panjang yang diprediksi selama tujuh bulan pada 2017. Bahkan ada perusahaan besar swasta di daerah itu menjanjikan bonus Rp25 juta untuk desa yang nihil kebakaran.

'Perusahaan akan memberikan reward atau bonus Rp25 juta untuk desa/kelurahan yang nihil atau angka kebakaran nihil pada 2017. Ini khusus desa yang ada di perusahaan itu saja,' kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kotim, Sutoyo, Selasa (4/10/2016).

Sutoyo mengatakan, mengantisipasi dampak kemarau panjang pada 2017, saat ini perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kotim sudah mulai membangun embung-embung air atau kolam air di desa-desa sekitar perusahaan. Terutama untuk desa yang rawan terjadi kebakaran lahan.

Selain membantu pembuatan embung atau kolam air, partisipasi perusahaan juga dalam membantu peralatan pemadam kebakaran ke desa-desa dan kecamatan.

BMKG memprediksi tahun depan terjadi kemarau panjang hingga tujuh bulan. Tahun lalu kemaraunya lima bulan saja luar biasa dampaknya  terjadi kekeringan, kebakaran lahan dan kabut asap. Kemarau panjang yang diprediksi terjadi tahun 2017 akan menjadi ancaman besar bagi Kabupaten Kotawaringin Timur, karena kebakaran lahan dan kabut asap parah sangat rawan terjadi.

'Semua pihak di daerah ini perlu melakukan antisipasi dini terhadap dampak kemarau panjang mendatang. Makanya kami terus sosialisasi dan koordinasi dengan perusahaan agar melengkapi peralatan pemadam kebakarannya,' katanya.

Kotawaringin Timur termasuk daerah yang rawan bencana. Berbagai jenis bencana yang sering terjadi di kabupaten terdiri 17 kecamatan ini adalah banjir, kebakaran lahan dan kabut asap, angin puting beliung, kekeringan, abrasi dan bencana sosial.

Bencana cukup parah terjadi saat kemarau 2015. Selain empat kecamatan di kawasan selatan dilanda kekeringan dan krisis air bersih, daerah ini juga dilanda kebakaran lahan serta kabut asap sangat parah sehingga mengganggu aktivitas dan kesehatan masyarakat, pendidikan, penerbangan, keselamatan lalu lintas dan ekonomi.

Kotim juga termasuk daerah yang sangat rawan bencana kebakaran. Dalam setahun, pernah terjadi 800 kasus kebakaran, yakni kebakaran hutan, lahan dan perumahan.

Untuk mengurangi risiko bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah meminta setiap desa/kelurahan membentuk Balakarcana atau Barisan Relawan Pemadam Kebakaran dan Bencana atau sejenisnya. Pemerintah kelurahan dan desa wajib mengalokasikan anggarannya agar nanti tidak kewalahan. (RAFIUDIN/m)

Berita Terbaru