Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Jual Kue Cucur Keliling karena Putus Sekolah

  • 06 Oktober 2016 - 08:42 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Nasib kurang baik menimpa Mufarrohah. Gadis berumur 10 tahun yang seharusnya menikmati masa kecil bersama teman sebayanya itu terpaksa putus sekolah dan berdagang kue cucur keliling Kota dan setiap kelurahan di Pangkalan Bun.

Dibantu saudara sepupunya, Anis, 15, mereka berdua harus merasakan teriknya matahari siang di Kota Manis (julukan Pangkalan Bun) untuk menjajakan kue cucur dari rumah ke rumah, kantor ke kantor dan setiap pintu barakan.

Saat ditemui Borneonews, sekilas tidak ada yang berbeda pada umumnya anak seusia Mufarrohah dan Anis. Namun, jika diamati lebih mendalam, tampak jelas beban berat di balik raut wajah mereka. Bagaimana tidak, anak berumur belasan tahun itu harus bertanggungjawab atas ekonomi keluarga.

Mufarrohah mengungkapkan, dalam menjajakan daganganya mereka berdua jalan kaki berkeliling kota dan bergantian memanggul tempayan berisi ratusan kue cucur. Tidak banyak yang diperoleh dari hasil jualan.

"Kalau laku semua, dari 150 buah kue cucur kami mendapat Rp25.000-Rp30.000. Kalau yang laku sedikit, rugi bang," ucapnya.

Saat ditanyakan seberapa sering mereka mampu menghabiskan barang daganganya, tiba-tiba saja raut muka Mufarrohah berubah. Dengan mata yang mulai berkaca-kaca, dia mengatakan sangat jarang.

"Jarang habis bang, saya keliling dari pagi hingga sore pun belum tentu laku semua. Bahkan kalau lagi hujan, paling hanya beberapa saja yang laku," kata Mufarrohah.

Menceritakan kondisi keluarganya, Ayah Mufarrohah, M Jaddal, 50, sudah meninggal dunia 5 tahun silam. Ia tinggal di Jalan Merpati, Kelurahan Sidorejo RT12/RW12, Arut Selatan, bersama ibu dan kakaknya M Latif, 18, yang sakit depresi (gangguan kejiwaan) sepulangnya dari pondok pesantren di Madura.

"Setelah bapak meninggal, ibu sakit-sakitan, jadi saya yang kerja bantu keluarga," sebutnya.

Dengan kondisi kehidupan yang serba pas-pasan, meskipun sedang sakit, Patmi (ibu Mufarrohah) selalu membuatkan kue cucur untuk dijajakan oleh Mufarrohan dan Anis. Terkadang, dia juga ikut membantu menjual kue cucur itu.

Dari mulut mungilnya, Mufarrohah menyampaikan keinginanya. Selain ingin menikmati bangku sekolah seperti anak-anak seusianya, ia juga ingin menikmati masa kecil yang terlewatkan karena harus membantu keluarganya.

"Tetapi bagaimana mungkin bang, kalau saya sekolah yang kerja siapa" Ucap Mufarrohah yang dari awal menahan tiap tetesan air matanya.

Sambil mengusap air mata yang sudah membasahi pipinya itu, Mufarrohah hanya berharap kakaknya cepat sembuh dan Ibu yang dicintai selalu sehat. "Yang penting ibu sehat, itu saja bang," ujar Mufarrohah sebelum meninggalkan Borneonews untuk kembali menjajakan daganganya. (FAHRUDDIN FITRIYA/m)

Berita Terbaru