Aplikasi Sistem Pemetaan Suara Pemenangan Pilkada 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kades Terpilih Didominasi Lulusan SLTP dan SLTA

  • Oleh Hendi Nurfalah
  • 06 Oktober 2016 - 17:20 WIB

BORNEONEWS, Nanga Bulik - Calon kepala desa (kades) peraih suara terbanyak, yang akhirnya terpilih dalam Pilkades Serentak, Sabtu (1/10/2016), didominasi lulusan SLTP dan SLTA. Data Panitia Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak Kabupaten Lamandau menyebutkan, dari 39 calon kades terpilih, 15 di antaranya lulusan SLTP, 21 calon kades terpilih lulusan SLTA, dan 3 orang lainnya tamatan Strata 1 (S1).

"Tentu akan kita programkan berbagai pelatihan tentang administrasi desa yang wajib diikuti para kades. Sehingga nantinya para kades dapat menyesuaikan dengan tingkat kinerja Pemkab," kata Wakil Bupati Lamandau,  H. Sugiyarto, Kamis (6/10/2016). 

Fenomena tersebut tentu akan menjadi tantangan tersendiri untuk keberlangsungan pembangunan daerah utamanya di desa yang bersangkutan, mengingat calon kades terpilih akan dihadapkan dengan tugas-tugas yang cukup berat, misalnya adalah penguasaan kades akan pengelolaan administrasi keungan desa dan sejumlah program lainnya.

Terlebih, sudah menjadi rahasia umum jika pemerintahan desa saat ini memiliki keleluasaan untuk mengelola keuangan desa dari berbagai sumber yang cukup besar. Bahkan, disejumlah daerah sudah banyak contoh aparat desa yang pada akhirnya dihadapan dengan persoalan hukum baik atas dasar kesengajaan atau karena faktor ketidaktahuan yang bersangkutan akan administrasi desa.

Wabup Lamandau, H. Sugiyarto, mengatakan, tidak dapat dipungkiri jika sebagai daerah yang baru berkembang, kondisi Lamandau masih kekurangan SDM khususnya lulusan perguruan tinggi, utamanya di beberapa daerah terpencil. Sehingga dalam aturan (Pilkades), Calon Kades di Lamandau batas minimalnya adalah lulusan SLTP.

Namun demikian, Wabup menilai bahwa fenomena tersebut diyakini tidak akan menjadi satu-satunya hambatan untuk kenerja kabupaten ke depan, karena Pemkab sendiri dipastikan akan mencari upaya dan inovasi agar para calon kades terpilih dapat menyesuaikan ritme kerja pemerintah kabupaten.

Karena, sambung Wabup, jika tanpa mengikuti pelatihan-pelatihan, meskipun kadesnya lulusan S1 sekalipun, tidak menjadi jaminan bahwa yang bersangkutan dapat menguasai administrasi desa. Artinya, tetap harus mengikuti pelatihan-pelatihan. "Apalagi saat ini Desa merupan obrik pemeriksaan laporan keuangan, sehingga tidak bisa main-main."

Wabup juga menyarankan, agar tertib administrasi desa dapat tercipta, maka para kades terpilih nantinya diharapkan dapat mengangkat pembantu-pembantunya atau kaur-kaurnya yang memang memiliki kompetensi dan kemampuan dalam hal administrasi.

"Artinya, Jangan hanya mengangkat pembantu-pembantunya di pemerintahan desa atas dasar yang bersangkutan masih kerabat atau masih keluarga, tapi tidak mengerti administrasi dan tidak berkompeten. Karena tentu akan menghambat dan bahkan menyulitkan," tukasnya.

Dari 39 calon kades peraih suara terbanyak itu, 1 diantaranya adalah calon kades perempuan, yakni calon kades di Desa Topalan, Kecamatan Menthobi Raya. (HENDI NURFALAH/N).

Berita Terbaru