Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kepala Bappeda Kobar Digigit Anjing Bervirus Rabies

  • Oleh Wahyu Krida
  • 07 Oktober 2016 - 20:40 WIB

BORNEONEWS, PANGKALAN bUN--  Anjing gila mulai menganas lagi. Bahkan kali ini korbannya bukan hanya masyarakat biasa. Kepala Bappeda Kabupaten Kotawaringin barat (Kobar), Wahyudi turut menjadi korban gigitan anjing yang terinfeksi Lyssa Virus atau virus rabies.

Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Distanak Kobar Haryo Prabowo kepada Borneonews,  Jumat (7/10/2016) menjelaskan, sejak awal bulan Oktober terdapat 5 korban gigitan anjing rabies. 

"Awal oktober ini terdapat kasus gigitan di Desa Pasir Panjang. Dua orang yang terdiri dari bapak dan anak pemilik anjing, digigit anjing peliharaanya. Setelah kantor kita dihubungi warga setempat, kita berhasil menangkap anjing tersebut dan melakukan eleminasi," jelasnya. 

Menurut Haryo, dua orang yang menjadi korban gigitan anjing tersebut juga telah mendapat vaksin anti rabies (VAR)  di Puskesmas Madurejo.

Kemudian, lanjutnya, Senin (3/10/2016) terjadi lagi gigitan anjing di Jalan Cilik Riwut II Kelurahan Madurejo. Kali ini yang menjadi korban adalah Kepala Bappeda Kabupaten Kobar,  Wahyudi. 

"Kami dihubungi oleh beliau melalui sambungan telepon sekitar pukul 21.00 WIB. Menurut penuturan Pak Wakyudi, beliau digigit saat memberi makan anjing tersebut," jelasnya. 

Setelah sampai di rumah dan mengamati tingkah laku anjing yang menggigit Wahyudi, petugas Distanak menduga anjing itu telah terinfeksi rabies. "Anjing tersebut kemudian kami eleminasi. Otak anjing kemudian kami kirim ke  Balai Penyidikan dan Pengujian Veteriner (BPPV) Regional V Banjarbaru di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Laboratorium dan Klinik Hewan di Palangka Raya pada Selasa (4/10/2016) sore," jelasnya.

Haryo menjelaskan kasus berikutnya terjadi dalam dua hari berturut-turut yaitu Rabu dan Kamis (5-6/10/2016). "Tanggal 5 Oktober ada dua orang korban gigitan yaitu bapak dan anak pemilik anjing yang berdomisili di kawasan TransLIK. Celakanya setelah menggigit pemiliknya,  anjing tersebut berhasil kabur," jelasnya.

Keesokan harinya 6 Oktober, anjing yang sama kembali menebar teror. "Dua murid SD Pasir Panjang 4 Jalan TransLIK yang menjadi korban gigitan. Satu anak  digigit saat berada di dalam kelas, satu anak lagi digigit saat bermain di halaman. Untunglah pasca gigitan korban telah mendapatkan VAR di Puskesmas Madurejo," jelasnya.

Hingga saat ini anjing tersebut masih belum bisa ditemukan. "Masyarakat kami imbau untuk waspada. Nonor petugas distanak juga telah kami berikan kepada para ketua RT setempat. sehingga mereka bisa melapor dengan cepat bila anjing tersebut muncul lagi," jelasnya.

 Positif Rabies 

Haryo menjelaskan dari laporan laboratorium BPPV Regional V Banjarbaru di UPTD Palangka Raya melalui sambungan telepon Jumat (7/10/2016) sore diperoleh informasi dua sampel otak anjing terbukti positif rabies. 

"Dua sampel otak tersebut berasal dari gigitan yang terjadi awal Oktober dan anjing yang menggigit Pak Wahyudi," tegasnya.

Haryo juga mengimbau kepada masyarakat yang memelihara anjing agar segera  menghubungi kantor Distanak agar petugas bisa datang ke lingkungan tempat tinggalnya  untuk memberikan vaksin.

"Karena kami menduga untuk kasus gigitan terakhir yang terjadi 5 - 6 Oktober berasal dari anjing yang belum bisa  di berikan vaksin saat kami mendatangi TransLIK. Karena anjing yang bisa diberikan vaksin minimal berusia 3 bulan. Di bawah usia tersebut anjing rentan mati. Nah saat terinfeksi rabies dan mengamuk, anjing ini berusia 4 bulan," pungkasnya.

Wahyudi sendiri kepada Borneonews membenarkan,dirinya digigit oleh anjing yang diberinya makan. "Iya saya menjadi korban," katanya.  Kini, ia sedang istirahat, dalam perawatan.  Semoga cepat sembuh Pak Wahyudi! (YD/*)

Berita Terbaru