Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Puluhan Ribu Warga Antusias Sambut Kirab Prajurit

  • Oleh Raden Aryo Wicaksono
  • 10 Oktober 2016 - 22:42 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Antusiasme masyarakat Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) untuk menyaksikan kirab prajurit keraton se-Nusantara luar biasa.

Sejak pukul 13.00, dua jam sebelum kirab sebagai rangkaian pembukaan Festival Keraton Nusantara (FKN) X di Pangkalan Bun, itu digelar, warga mulai tampak berdiri di tepi sepanjang rute kirab, yakni Jalan Sutan Syahrir, Jalan Hasanuddin, dan Jalan Pangeran Antasari.

Sayangnya, kirab yang diikuti sebanyak 21 keraton dari 55 raja atau perwakilannya yang hadir di Pangkalan Bun, baru dimulai menjelang pukul 16.00 WIB. Ini terjadi karena rangkaian upacara pembukaan di Stadion Sampuraga yang mendahului kirab pun, efektif baru dimulai menjelang pukul 14.00 WIB, hampir satu jam dari jadwal yang ditetapkan.

Upacara pembukaan yang diisi dengan penampilan Marching Band Gema Maruba, tarian massal Igal Kutaringin, teater sejarah berdirinya Kutaringin, berlangsung mulus dan meraih tepuk tangan gembira dari ribuan penonton dan tamu undangan yang hadir.  

Pembukaan FKN X tak hanya dihadiri 55 raja dari Indonesia. "Ada delegasi dari keraton di Filipina, Thailand dan Brunei Darussalam. delegasi negara Swiss, Belanda dan Australia juga ada," ujar Muhammad Jupri, Ketua Sekretariat Panitia FKN X Tahun 2016, Senin (10/10).

Jalannya kirab

Jalannya kirab dilepas oleh Pangeran Ratu Alidin Sukma Alamsyah, Sultan XV Kutaringin. Dibuka barisan Pasukan Bendera Merah Putih dan Marching Band Gema Maruba, beruturut-turut peserta kirab unjuk penampilan, mulai dari Keraton Kesultanan Bima, Kasepuhan Cirebon, Kanoman Cirebon, Kacirebonan, dan Kaprabon Cirebon.

Berikutnya ada Kasunanan Surakarta, Kesultanan Buton Kota Bau-Bau, Keraton Buton, Kerajaan Wanse Wakatobi dan Keraton Kulisusu, Kabupaten Buton Utara.

Disambung dengan Keraton Langkana'e, Kedatuan Luwu, Ternate, Keraton Wuna, Sumenep, dan Keraton Yogyakarta. Lalu ada Keraton Matan Tanjung Pura, dan Sambas. Bulungan, Siau, Pagaruyung menyusul kemudian. Lalu ada Keraton Jailolo, Keraton Pelalawan Riau, dan dipungkasi tuan rumah Keraton Kesultanan Kutaringin.

Keraton Yogyakarta dan Kasunanan Surakarta tampil paling beda dengan yang lainnya. Mereka membawa pasukan drum band, dan peralatan musik yang selalu dimainkan sepanjang rute kirab.  

Betele-tele

Sayangnya, kirab ini berlangsung terlalu lama, hingga malam hari. Hal ini menyebabkan, masyarakat yang ingin pulang ke rumahnya masing-masing dengan kendaraannya, membaur dengan sebagian peserta kirab di jalanan yang mulai gelap. Suasana jadi terliat kacau, antara masyarakat yang enggan kemalaman di jalan, dengan pasukan kirab yang harus menuntaskan perjalanannya.

Molornya waktu dari jadwal, padatnya rangkaian acara pembukaan, dan banyaknya peserta kirab yang melakukan atraksi di depan panggung kehormatan melebihi waktu yang ditetapkan, membuat kirab tak bisa selesai sebelum matahari terbenam. (Raden Ariyo/B-10)

Berita Terbaru