Aplikasi Pilwali (Pemilihan Walikota) Kota Pasuruan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

BNN Kalteng Tidak Tahu Kalau Pengedar yang Ditangkap Napi DPO Lapas Kasongan

  • Oleh Budi Yulianto
  • 13 Oktober 2016 - 08:25 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kalteng Kombes Pol Sumirat Dwiyanto menyebut tidak mengetahui jika Amat bin Buhari yang dibekuk merupakan DPO Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkoba Kasongan yang kabur pada 1 November 2015.

Menurutnya, penangkapan terhadap pria 42 tahun berdomisili di sebuah barak Jalan G Obos X itu merupakan hasil tindaklanjut informasi yang disampaikan masyarakat.

"Awalnya kita tidak mengetahui kalau dia ini DPO Lapas Kasongan. Setelah pengembangan, barulah diketahui," ucap Sumirat didampingi Kabid Pemberantasan I Made Kariada, Rabu (12/10/2016).

Dia menuturkan, Amat dibekuk ketika sedang menunggu seseorang untuk transaksi sabu, di Jalan G Obos XI, Senin (19/10/2016) sekitar pukul 16.30 WIB. Dari hasil penggeledahan, polisi menemukan satu paket sabu.

Kemudian, penggeledahan berlanjut ke baraknya, Jalan G Obos X. Polisi kembali menemukan 21 paket hemat lainnya. "Sehingga total barang bukti sebanyak 22 paket hemat sabu dengan berat kotor 6,1 gram. Selain itu, diamankan pula, HP, uang Rp55 ribu, bong, plastik klik, timbangan digital dan pipet kaca," bebernya.

Menurutnya, alasan baru dibeberkan ke awak media karena petugas perlu melakukan pengembangan. "Kalau hasilnya itu nanti. Karena kabur nanti mereka-mereka yang ada dibelakang Am (Amat)," ungkapnya.

Dengan ditangkapnya Amat, dia menilai bakal memperpanjang Amat menghuni jeruji besi. Sebab, dalam kasus pertama sebelum kabur, Amat divonis 4,6 tahun. Kemudian jadwal bebas tertanggang 22 Februari 2016.

"Iya pasti hukumannya nambah. Karena inikan kasus baru," tuntasnya.

Sementara itu Amat mengatakan, pasca kabur dari Lapas Narkoba Kasongan, dia langsung lari ke kampung halamannya, Marabahan, Kalimantan Selatan.

"Kalau mengedar setelah kabur baru satu setengah bulan. Saya ngambil sabu dari teman di Palangka Raya. Untungnya satu paket Rp50 ribu-Rp100 ribu," aku Amat. (BUDI YULIANTO/m )

Berita Terbaru