Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ribuan Warga Hindu Kaharingan Kotim Gelar Ritual Mamapas Lewu

  • Oleh Rafiuddin
  • 13 Oktober 2016 - 08:05 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Ribuan warga kabupaten Kotawaringin Timur, khususnya masyarakat Suku Dayak yang beragama Hindu Kaharingan, menggelar ritual adat Mampakanan Sahur dan Mamapas Lewu. Ritual ini biasanya berguna untuk memberikan persembahan kepada leluhur guna menjaga dan membersihkan masyarakat dari kesialan serta bencana.

'Mamapas lewu ini adalah salah satu cara dan doa menurut pandangan masyarakat Dayat, khususnya umat Hindu Kaharingan. Karena tuhan menciptakan dunia ini mustahil cuma hanya manusia. Ada kayu, batu sugai dan bumi. Semuanya punya roh-roh yang menguasainya,' kata Ketua Panitia Pelaksana Dewin Marang, disela acara berlangsung, Rabu (12/10/2016).

Ritual yang dipusatkan di Taman Miniatur Budaya kilometer 3 jalan Jenderal Sudirman Sampit ini berlangsung cukup meriah. Berbagai prosesi adat digelar.

Mulai dari ritual menari manasai beramai-ramai sambil mengelilingi sandung yang dibimbing pisor atau pemuka agama Hindu Kaharingan. Usai acara di Taman Miniatur Budaya, dilanjutkan dengan Mamapas Lewu mengelilingi kampong dan memberikan persembahan di Sungai Mentaya.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kotawaringin Timur Fajrurrahman mengatakan, ritual adat Mampakanan Sahur dan Mamapas Lewu ini adalah salah satu andalan pariwisatan budaya Kabupaten Kotawaringin Timur. Kegiatan ini merupakan agenda rutin pemerintah Kotim yang biasa dilaksanakan setiap akhir tahun.

'Intinya Mampakanan Sahur ini adalah memberikan suatu sesaji yaitu berupa sahur kepada roh-roh gaib. Roh-roh gaib ini yang mempunyai kekuatan menjaga alam semesta baik di bumi, langit dan air. Mamapas Lewu sebagai kecintaan kepada alam yaitu membersihkan dari hal-hal yang sifatnbya tidak baik,' kata Fajrurrahman.

Fajrur mengatakan, berbagai acara budaya yang mencirikhaskan masyarakat Dayak ini diyakini akan mampu menarik para wisatawan untuk berkunjung ke daerah ini. Karena, ada beberapa agenda tahunan pemerintah daerah selain Mampakanan Sahur dan Mamapas Lewu, di antaranya Mandi Syafar, Simah Laut, dan Tiwah.

'Ini yang akan kita promosikan ke berbagai lini sektor kepariwisataan, baik dalam negeri maupun luar negeri. Saya merasa ini layak kita tonton dan mempunyai ciri khas budaya bangsa kita,' ujarnya.

Sementara itu Wakil Bupati Kotim M Taufiq Mukri saat membuka acara itu secara resmi meminta agar berbagai upacara adat yang ada di Kotim dapat terus dilestarikan.

'Agar budaya dan adat yang kita miliki terus dijaga dan dilestarikan sehingga tidak hilang akibat ditelan kemajuan zaman,' katanya.

Pihaknya mendukung penuh setiap pelaksanaan adat agar budaya dan kearifan masyarakat lokal terus lestari. Sehingga mampu menambah kunjungan wisatawan yang ingin menyaksikan keragaman budaya, adat dan kearifan masyarakat Dayak di kabupaten berjuluk Bumi Habaring Hurung ini. (RAFIUDIN/m)

Berita Terbaru