Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Banggai Laut Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Instiper Yogyakarta Latih Siswa SMK Manajemen Perkebunan Sawit

  • Oleh Cecep Herdi
  • 13 Oktober 2016 - 11:27 WIB

BORNEONEWS, Kotawaringin Barat - Institut Pertanian (Instiper) Yogyakarta mengadakan pelatihan teknik manajemen perkebunan kelapa sawit. Kegiatan yang diselenggarakan Kementerian Keuangan melalui Badan Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) diikuti 30 siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pertanian dan perkebunan kelas 11 dan 12 dari lima Kabupaten.

Puluhan siswa SMK dari Kotawaringin Barat (Kobar), Lamandau, Kotawaringin Timur (Kotim), Sukamara, dan Seruyan itu, mengikuti pelatihan selama 13 hari, di Hotel Novada, Pangkalan Bun, Selasa (11/10/2016) pagi. 

"Tahun 2016 ini kami dipercaya oleh BPDPKS di bawah Kemenkeu RI untuk memberikan pelatihan dari mulai teknis hingga ke lapangan untuk tiga kriteria yakni Petani kelapa sawit, Guru SMK dan siswa SMK di seluruh Indonesia," ujar Wakil Rektor I Institut Pertanian (Instiper) Jogjakarta, Sri Gunawan.

Ia mengatakan, pihak Instiper Jogjakarta mengajukan proposal. Setelah disetujui, kemudia Instiper ditunjuk Pemerintah untuk memberikan pelatihan kepada tiga unsur tersebut untuk seputar pengetahuan bidang perkebunan kelapa sawit. "Pelatihan ini dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kapasitas dan teknis manajemen bagi Petani, kemudian calon peneris yakni siswa SMK dan para guru SMK se-Indonesia,"

Sehingga, tambah dia, khusus untuk perkebunan rakyat menurut data statistik menunjukan bahwa kelapa sawit untuk perkebunan rakyat itu baru sepertiganya dari perkebunan besar. "Kalau intensifikasinya bisa ditingkatkan, harapannya setelah dilakukan pelatihan ini, produksi kelapa sawit perkebunan rakyat bisa menyamai perkebunan besar sampai 6 ton CPO per hektare per tahun maka sama saja Indonesia sudah memperluas tiga kali luas perkebunan rakyat ini," ucapnya.

Kalteng wilayah pertama yang dilakukan pelatihan perkebunan kelapa sawit. Instiper sendiri memilih Kabupaten Kobar sebab banyak perusahaan besar swasta (PBS) yang berada di Kobar telah menjalin kerja sama. 

Selain pelatihan, Institut yang memiliki program studi (prodi) spesialis Sarjana Kelapa Sawit mulai tahun 2005 itu juga akan menyampaikan program beasiswa pendidikan D1 dari pemerintah di Instiper Jogjakarta. 

"Selain program pelatihan petani kelapa sawit selama 5 hari, pelatihan guru SMK selama 6 hari, dan pelatihan siswa SMK (3 hari, kami juga akan menyosialisasikan program beasiswa D1 dimana kalteng sendiri baru dua orang yang mendapatkan beasiswa tersebut," kata dia.

Pelatihan kepada 30 siswa SMK ini dilaksanakan setiap hari selama tiga belas hari dengan lama waktu delapan jam. Adapun materi yang diberikan narasumber diantaranya, kultur teknik dari learn kliring sampai dengan panen dan pabrik melalui teori dan praktek atau studi banding ke perusahaan-perusahaan besar. "Disamping itu, siswa juga kami bekali dengan kepemimpinan serta pengembangan diri," ungkap pembantu rektor intitut yang sudah berdiri sejak 58 tahun silam itu.

Kepala Dinas Perkebunan Kobar, Kamaludin mengatakan, pihaknya berterimakasih atas inisiatif Instiper karena Kobar menjadi tempat pertama untuk gelaran kegiatan pelatihan ini. "Perkebunan kelapa sawit merupakan penyumbang devisa terbesar dan penyumbang tenaga kerja terbesar di Indonesia, pelatihan seperti ini memang patut dan layak dilakukan untun meningkatkan SDM," kata Kamaludin.

Kobar memiliki luas lahan perkebunan kelapa sawit sebanyak 200 ribu milik perusahaan swasta dan masyarakat, ia berharap produksi CPO terus meningkat dengan menyiapkan bibit-bibit SDM sejak dini.

"Merawat sawit itu tidak semudah yang dibayangkan, perlu pertimbangan yang matang. Kelapa sawit itu kalau diberikan perhatian dan perawatan dan tekhnik yang khusus maka akan menghasilkan hasil yang baik," jelasnya.

Ia berharap para siswa yang mengikuti pelatihan ini menjadi penerus SDM yang baik dalam mengelola dan mengembangkan perkebunan kelapa sawit.

Kepala Bidang Pendidikan Menengah Disdikpora Kobar, Dardiansyah turut mendorong program pelatihan ini. Pemerintah daerah pun berusaha semaksimal mungkin agar lulusan SMK siap bekerja. "Pemerintah sendiri mendukung kegiatan yang didanai dari ekspor kelapa sawit ini. Kami juga memberikan dukungan secara moril dengan menyiapkan peserta dan menyuport sekolah serta membantu tim panitia penyelenggara kegiatan ini," (CECEP HERDI/N).

Berita Terbaru