Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pembuatan Kanal di Lahan Gambut Kontradiktif dengan Program Restorasi

  • Oleh Roni Sahala
  • 13 Oktober 2016 - 08:00 WIB

BORNEONEWS, Palangka Raya ' Sejumlah kanal baru sepanjang belasan kilometer dibuat untuk membelah areal di Kecamatan Sebangau Kota Palangka Raya. Beberapa dam yang dibangun untuk menjaga tinggi permukaan air gambut di wilayah itu dihancurkan.

Di Jalan Mahir Mahar Kota Palangka Raya sampai titik perbatasan dengan Kabupaten Pulang Pisau, ada empat kanal yang baru selesai dikerjakan. Panjang tiap kanal berkisar sekitar 12 kilometer, tiap 1 atau 2 kilometer ada kanal penghubung ke kanal lainnya.

Pada kanal yang berada di kilometer 19 Kelurahan Kameloh Baru Kecamatan Sebangau, membentang sampai mendekati Hutan Lindung Sebangau Kuala, Pulang Pisau. Airnya dialiri ke Sungai Kahayan wilayah Kota Palangka Raya. Ironisnya, kanal itu berada  hanya sekitar 50 meter dari kanal besar, dimana Suwido H Limin, membuat dam.

Dewi, warga RT 5 RW 1 Kameloh Baru mengatakan, kanal itu baru sekitar sepekan yang lalu selesai dikerjakan. 'Ada yang pakai seragam PNS, sepertinya pengawas pekerjaan (pengerukan kanal),' kata dia dibincangi di teras rumahnya, Rabu (12/10/2016).

Purwanto, 35, warga Kelurahan Kelampangan dibincangi di tokonya membenarkan kanal itu baru sepekan lalu selesai dikeruk. Kata dia, saat pengerjaan, salah satu warga sekitar yakni Sutikno, menjadi pengawas proyek.

Purwanto yang juga seorang petani mengaytakan, kanal yang berada di dekat tokonya memang lama ada. Dikeruk kembali untuk menambah kedalaman sekitar 2,5 meter dan untuk menambah panjangnya. Dalam pengerjaannya, sejumlah sekat kanal yang sebelumnya dibuat dihancurkan.

'Itu kanal lama, dalamnya sekitar dua meter. Kata yang kerja, dikeruk lagi ditambah 2,5 meter. Karena lebih dalam, itu gambutnya lebih cepat kering, takutnya nanti kebun kita tidak dapat air kalau musim kemarau,' ujar Purwanto.

Direktur Save Our Borneo (SOB), Nordin Abah, mengecam pengerukan dan pembuatan kanal baru itu, karena tidak sesuai program pemerintah merestorasi gambut. Tidakan tersebut kontraproduktif dengan upaya yang dilakukan banyak pihak untuk mengembalikan gambut ke kondisi basah.

'Hentikan kanalisasi gambut tanpa keperluan dan perhitungan strategis. Pembukaan kanal-kanal adalah tindakan kontra-produktif dengan program pemerintah,' kata Nordin di Palangka Raya.

Kanal secara tidak langsung menjadi penyebab kebakaran hutan dan lahan kata Nordin. Karena gambut yang kehilangan kandungan air sangat mudah terbakar dan amat sulit untuk dipadamkan.

Deputi 2 Bidang Operasi, Konstruksi dan Pengawasan, Badan Restorasi Gambut (BRG), Alue Dohong menyikapi keras kanalisasi itu. Senada, dia menyatakan kegiatan tersebut kontra-produktif dengan langkah yang mereka lakukan.

Dia pun menegaskan, kepada setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD), yang hendak membuat kanal di lahan gambut untuk berkoordinasi dengan BRG dulu. Hal tersebut untuk menghindari dis-koordinasi yang berakibat fatal untuk ekosistem maupun lingkungan.

'Setiap SKPD dan atau instansi lainnya yang ingin melakukan kegiatandi daerah lahan gambut yang menjadi target prioritas restorasi untuk berkoordinasi secara intensif dengan TRGD atau BRG,' kata Alue Dohong. (RONI SAHALA/m)

Berita Terbaru