Aplikasi Sistem Pemetaan Suara Pemenangan Pilkada 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kanal Vs Restorasi Gambut

  • Oleh Yohanes S Widada
  • 13 Oktober 2016 - 19:21 WIB

KEMELUT rencana tata ruang wilyah  provinsi  (RTRWP)  Kalimantan Tengah (Kalteng)   belum terurai.  Masih menjadi momok  yang sangat menakutkan. Mengapa Dengan tidak jelasnya alokasi lahan, maka daerah ini akan terkurung dalam stagnasi.

 Ada soal yang selama ini menjadi misteri dalam RTRWP Kalteng.  Salah satu misteri  itu adalah penyusutan yang drastis luas alokasi lahan non-hutan yang bisa dibangun,  bisa dimanfaatkan.

Dalam  RTRWP lama,  yang termuat dalam Perda nomor 8 tahun 2003, luas kawasan non-hutan  tecatat 27 persen.  Kemudian, dalam RTRWP baru (Perda nomor 5 tahun 2015), yang disahkan Gubernur Teras Narang beberapa hari sebelum  masa jabatannya berakhir, luas kawasan non-hutan  hanya dipatok 18 persen.

Pertanyananya, kenapa hilang atau menyusut 9 persen  Jawabnya jelas:  9 persen tadi masuk ke dalam program restorasi gambut.  Akibatnya, lahan-lahan kering, bahkan  permukiman,  dimasukkan ke dalam kawasan gambut.

Sebagai contoh,  Kota Pangkalan Bun,  yang sebagian besar adalah natai atau dataran tinggi, dan saat ini sudah menjadi permukiman penduduk,  dicatat sebagai wilayah gambut.  Akibat selanjutnya,  karena tercatat sebagai wilayah gambut, maka warga tidak bisa mensertifikaskan lahan tersebut.

Program restorasi gambut telah   melahirkan keruwetan baru soal tata ruang Kalteng.  Pertama, program itu menjadikan luas lahan non-hutan menyusut, yang berarti luas hutan (dan gambut) bertambah.

Kedua,  tujuan restorasi gambut adalah menyelamatkan lahan gambut.  Tetapi kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan gambut, justru mengancam, bahkan  merusak  lahan gambut.

Sebagai contoh,  pembuatan kanal-kanal  yang dipopulkerkan Presiden Joko Widodo,  tidak pro-penyelamatan gambut.  Karena kanal-kanal itu  kenyataannya justru mengeringkan lahan gambut.

Sekali lagi, soal ini menjadi kian ruwet karena program/kebijakan soal kanal dan restorasi  saling kontradisi. Menyelamatkan gambut memang bukan hanya perkara teknis membuat saluran atau kanal.  Tetapi menyelamatkan gambut sangat ditentukan oleh  perilaku/tata kelola  air di lahan gambut. 

Berita Terbaru