Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Humbang Hasundutan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Disosnakertrans Gumas Sulit Lakukan Pembinaan Penghuni Lokalisasi

  • 17 Oktober 2016 - 17:55 WIB

BORNEONEWS, Kuala Kurun - Saat ini Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disosnakertrans) Kabupaten Gunung Mas (Gumas) masih kesulitan membina para penghuni lokalisasi atau perempuan yang bekerja di tempat hiburan malam.

'Masih sulit melakukan pembinaan terhadap mereka (perempuan) yang bekerja di tempat hiburan malam. Padahal mereka masuk dalam wanita rawan sosial ekonomi,' ungkap Kepala Disosnakertrans Budhy kepadai wartawan di ruang kerjannya, Senin (17/10/2016) siang.

Menurut dia, untuk melakukan pembinaan dan meningkatkan keterampilan wanita rawan sosial ekonomi, Dinsosnakertrans Kabupaten Gumas telah mengadakan kerja sama dengan Panti Sosial Bina Remaja dan Wanita yang berada di Palangka Raya. Panti sosial tersebut merupakan UPTD Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), yang berada di bawah Dinas Sosial Provinsi Kalteng.

Panti Sosial Bina Remaja dan Wanita setiap tahun mengadakan pelatihan keterampilan untuk dua angkatan dengan masa pelatihan 6 bulan. Sasaran yang mengikuti pelatihan dipanti sosial yakni usia 16-21 tahun, bagi yang kurang mampu dan anak putus sekolah. Untuk anak laki-laki dilakukan pelatihan meubel dan otomotif, sementara untuk perempuan pelatihan tatarias dan menjahit.

'Wanita yang bekerja di tempat hiburan (penghuni lokalisasi) yang berada di Kabupaten Gunung Mas, dari Dinas Sosial sudah menawarkan kepada mereka untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan di Palangka Raya. Namun mereka masih sulit meninggalkan pekerjaan mereka,' kata Budhy.

Pasalnya, lanjut dia, jika mengikuti pelatihan di Panti Sosial Bina Remaja dan Wanita yang waktunya enam bulan. Maka para pekerja di tempat hiburan malam tidak menghasilkan uang selama pelatihan. Sementara mereka yang bekerja di tempat hiburan mempunyai tanggungjawab untuk mengirim uang ke keluarga atau anak mereka.

'Kalau mengikuti pelatihan enam bulan tidak menghasilkan uang dan siapa yang memberikan nafkah kepada keluargannya. Ini salah satu tantangan kita. Jadi bukan berarti pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Sosial apriori dengan mereka. Kita sering mendatangani mereka dan mengajak supaya meninggalkan dunia malam, dengan opsi mengikuti pelatihan keterampilan di Palangka Raya,' terang Budhy.

Akibat minimnya minat pekerja tempat hiburan malam mengikuti pelatihan di Panti Sosial Bina Remaja dan Wanita di Palangka Raya. Sehingga pelatihan hanya diikuti oleh masyarakat yang diluar dari pekerja tempat hiburan malam.

'Masyarakat kita yang putus sekolah kita kirim ke sana, kalau mereka (pekerja tempat hiburan malam) sulit, karena dampak ekonomi,' pungkasnya. (EPRA SENTOSA/m)

Berita Terbaru