Aplikasi Pilgub (Pemilihan Gubernur) Propinsi Kalimantan Utara Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

12 Titik Panas Kembali Terpantau di Kotawaringin Timur

  • Oleh Rafiuddin
  • 19 Oktober 2016 - 18:38 WIB

BORNEONEWS, Kotawaringin Timur - Satelit Terra Aqua milik Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bandara Haji Asan Sampit mencatat ada 12 titik panas atau hotspot di dua kecamatan Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah. Titik panas itu terpantau di Antang Kalang 10 titik dan di Bukit Sentuai dua titik. Titik panas terpantau pukul 12.27 WIB,  dan diduga kuat kebakaran lahan, dengan tingkat kepercayaan 60 sampai 83 persen.

'Kalau dilihat dari tingkat kepercayaan ini sih memang kuat kebakaran lahan, karena memang kita landasannya ya pantauan BMKG,' kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penaggulangan Bencana Daerah, Sutoyo, Rabu (18/10/2016).

Meski intensitas hujan di Kabupaten Kotawaringin Timur tinggi, namun dua hari terakhir ini daerah itu tidak diguyur hujan. Cuacanya cukup panas, itu memicu kembali munculnya titik panas atau hostspot yang diduga kuat kebakaran hutan dan lahan.

Sutoyo mengatakan, sejauh ini belum ada laporan dari pemerintah kecamatan dan desa di dua wilayah yang terdeteksi kemunculan titik panas tersebut. Namun pihaknya berkoordinasi dengan Kepala Satuan Tugas Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Satgas Karhutla) yang juga Dandim 1015 Sampit, Letkol Inf I Gede Putra Yasa.

'Saya harus laporkan dulu ke Komandan Satgas. Kami belum bisa bergerak ke lapangan. Tapi apabila ada perintah dari Komandan Satgas untuk turun ke lapangan melakukan pemadaman kami akan siap,' kata Sutoyo.

Mulai terpantaunya titik panas ini menjadi peringatan bagi masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan. Meski curah hujan tinggi, namun pencegahan dini harus dilakukan agar tidak sampai terjadi kebakaran lahan sporadis.

Antisipasi dini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait bahaya kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Selain itu, pemerintah daerah melarang masyarakat membakar lahan karena akan menimbulkan dampak buruk bagi semua orang. 

Sutoyo menegaskan, pihaknya bersama instansi terkait lainnya juga selalu memantau perkembangan pemantauan titik panas. (RAFIUDIN/N).

Berita Terbaru