Aplikasi Pilwali (Pemilihan Walikota) Kota Bukittinggi Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Gertak Membahana: Strategi Perangi Narkoba di Kalteng

  • Oleh M. Muchlas Roziqin
  • 19 Oktober 2016 - 12:46 WIB

BORNEONEWS, PALANGKA RAYA -- SUDAH banyak instansi dan elemen masyarakat yang terlibat dalam pemberantasan narkoba. Namun, pemberantasan narkoba itu masih cenderung berjalan sendiri-sendiri. 

Penilaian itu disampaikan Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Sugianto Sabran, dalam pertemuan dengan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Budi Waseso di Aula Jayang Tingang, Kantor Gubernur Kalteng, Selasa (18/10/2016). 'Selama ini gerakan memberantas peredaran narkoba parsial. Saya selaku gubernur akan mengajak kita bersama-sama untuk melakukan gerakan yang serentak,' kata Sugianto.

Dalam kesempatan itu, gubernur mempromosikan Gertak Membahana, untuk menyebut gerakan serentak mencegah dan memberantas bahaya narkoba itu. 'Saya yang akan bertindak sebagai koordinator dan memimpin gerakan ini, karena saya tidak rela jika masyarakat Kalteng dan generasi muda masa depan Kalteng lumpuh dan hancur karena Narkoba. Gertak Membahana ini untuk mewujudkan Kalteng Bersinar,' tegasnya.

Menurut gubernur, Program Gertak Membahana diperlukan untuk menanggulangi kondisi darurat narkoba. Ia membeberkan, angka penyalahgunaan narkoba di Kalteng pada 2014 melibatkan sebanyak 35.811 orang. Jika diasumsikan sebanyak 0,5 gram yang dikonsumsi setiap pengguna narkoba dalam seminggu, maka didapat angka 17,9 kilogram atau sebanyak 71,6 kilogram narkoba yang beredar di Kalteng.

'Itu berarti anak-anak kita, keluarga kita, bahkan diri kita sendiri tidak aman dari ancaman bahaya narkoba dan peredaran gelapnya. Karena itu saya mengajak semua pihak untuk memberantasnya dan sejak saya dilantik presiden 25 Mei lalu,  langsung saya nyatakan perang terhadap narkoba,' tandasnya.

Sementara itu, Kepala BNN, Budi Waseso mengatakan memerangi narkoba tak bisa dilakukan dengan cara biasa. 'Mereka kan gila semua. Maka menghadapinya harus dengan cara gila pula. Mereka seenaknya membunuh anak bangsa 40-50 orang per harinya. Itu tidak berperikemanusiaan. Bahkan lebih daripada binatang. Kenapa kita memperlakukan mereka dengan manusiawi. Jangan takut HAM!' tandas Buwas. (RZ/B-10)

Berita Terbaru