Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Inilah Pesan Pemilik Enam Ekor Buaya Mistis di Sungai Arut

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 21 Oktober 2016 - 11:08 WIB

BOrNEONEWS, Pangkalan Bun -- Kemunculan buaya besar di Sungai Arut yang menggegerkan warga Kabupaten Kotawaringin Barat dan membuat resah ribuan jiwa warga bantaran Sungai Arut membuat salah seorang warga yang diketahui mempunyai enam ekor buaya peliharaan mistis di Sungai Arut angkat bicara.

Dialah Busu Thamrin, warga Gang Rajawali, RT 03, Kelurahan Raja, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, pria yang sudah berusia 78 tahun yang tidak mau disebut pawang ini menceritakan kepada Borneonews berdasarkan hasil ritual yang dilakukannya pada Rabu (19/10/2016) malam bahwa buaya yang muncul di Sungai Arut bukan buaya liar namun buaya peliharaan warga yang ia pun tidak mengetahui siapa pemiliknya, namun ia memastikan bahwa pemilik buaya tersebut sudah meninggal.

Ia berpesan agar buaya yang muncul di pemukiman padat penduduk itu jangan disakiti apalagi sampai dibunuh karena apabila sampai disakiti bukan hanya satu yang datang tetapi sepuluh ekor.

Ia menjelaskan buaya peliharaan dan buaya liar berbeda karena buaya liar tidak berani muncul ketika aktivitas manusia begitu sibuknya bahkan mendengar suara mesin getek yang lalu lalang buaya liar akan menghindar. Sementara yang ada sekarang seolah-olah ia sudah terbiasa dekat dengan manusia.

" Lihat saja bagaimana ia justru muncul saat ratusan manusia  ada di depannya, buaya peliharaan tidak mungkin mengganggu manusia asal jangan disakiti," terang Busu Thamrin.

Kemunculan buaya tersebut besar kemungkinan karena tidak ada lagi pemiliknya yang mengontrol buaya tersebut. Ia menjelaskan perlakuan terhadap buaya peliharaan berbeda dwngan buaya liar karena buaya peliharaan pada saat keluarga mempunyai hajatan seperti perkawinan harus memberikan sesuatu yang bertujuan untuk mengingatkan bahwa keluarga sedang ada hajat. 

" Beborian (memberi) datuk (buaya) berupa telur, perlengkapan menyirih seperti daun sirih dan kapur, rokok, kemiri satu dan nasi sekepal, enam macam benda ini wajib ada," kata Busu Thamrin di kediamannya, Kamis (20/10/2016).

Ia memastikan apabila pemilik buaya pada saat ada hajatan tidak memberikan apa-apa sebagai pemberitahuan kepada peliharaannya bahwa pemilik akan menyelenggarakan hajatan maka dipastikan salah satu anggota keluarga akan kesurupan.

Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa buaya atau biasa mereka panggil datuk ini adalah buaya yang diwariskan secara turun temurun dari orang tua yang sudah meninggal diturunkan ke anak, cucu hingga buyutnya.

Terkait dengan keberadaan buaya tersebut ia sudah meminta kepada buaya peliharaannya agar mengusir buaya tersebut dan keluar dari kawasan padat penduduk agar tidak menakuti warga.

" Kita tunggu hingga tiga hari apakah buaya tersebut masih muncul atau sudah pergi," tegas dia.

Sementara Bupati Kobar Bambang Purwanto yang juga berada di kediaman Busu Thamrin mempunyai pandangan berbeda, menurutnya sah-sah saja kalau berdasarkan penilaian mistis namun faktanya bahwa buaya twrsebut keberadaannya sudah meresahkan dan membahayakan warga bantaran Sungai Arut sehingga apabila buaya tersebut muncul kembali BKSDA SKW II Pangkalan Bun harus menangkap dan mengevakuasinya ke SM Lamandau.(KK/*)

Berita Terbaru