Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Bungo Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ahli Konstruksi : Waspada, Masjid Agung Pangkalan Bun Rawan Ambrol!

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 20 Oktober 2016 - 20:08 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun-- Bangunan konstruksi sayap bagian kiri dan kanan Masjid Agung Riyadlush Shalihin dan atap dak bangunan utama masjid dinilai rawan ambruk.

Hal ini ditegaskan oleh salah seorang kontraktor yang berpengalaman berpuluh- tahun di bidang konstruksi yang juga wakil ketua pengurus Masjid Agung Pangkalan Bun, H.M Harisan.

Ia menjelaskan berdasarkan pengamatannya, ambruknya atap dak masjid bagian kiri ada dua kemungkinan yang harus dianalisa yaitu akibat dari kecerobohan kontraktor atau kecerobohan perencanaan. Untuk mengetahui itu maka yang harus dilihat adalah perencanaan awal atau perencanaan acuan kerja awal ( petunjuk kerja yang digunakan).

Ia mengkritisi bagaimana sembrononya pengerjaan pembangunan dak di sayap kanan dan kiri hall Masjid Agung yang hanya menggunakan tulangan dengan besi cor ukuran delapan mili dan jarak sekitar 15 centimeter.

Ia berpendapat seharusnya dengan bentuk bangunan sebesar itu maka dak harus menggunakan besi cor berukuran 10 SNI sebagai tulangnya. Sementara besi cor 8 hanya digunakan untuk cincin.

" Jadi kita harus tahu dulu bagaimana perencanaan acuan kerjanya, nanti bisa diketahui apakah kontraktornya yang ceroboh atau karena perencanaan," kata Harisan yang ditemui Borneonews di kediamannya, Kamis (20/10/2016).

Ia juga menegaskan bahwa bangunan yang ambrol tidak mengunci ke bangunan utama tetapi hanya menempel. Hal ini dibuktikan dengan tidak adanya jebolan pada dinding saat dak ambruk. Harusnya saat pembangunan antara dak dengan dinding bangunan harus mengikat satu dengan yang lain.

" Bahasa sederhananya antara dak dengan bangunan harus terkunci jadi tidak menempel seperti yang ada sekarang. Coba dilihat ada tidak jebolan bagian dinding pada atap dak yang ambruk, kalau tidak ada berarti memang hanya menempel," terang Harisan.

Ia berpikir, jika ambruknya dak sayap kiri Masjid Agung diakibatkan  penggunaan tulangan besi cor ukuran delapan yang tidak mampu menahan beban berat maka ia khawatir bagian yang lain juga menggunakan besi serupa. Karena pengerjaan proyeknya sama, sehingga hal ini perlu diwaspadai dan menjadi perhatian jamaah masjid agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Sementara saat ini pada bagian induk bangunan Masjid Agung sudah banyak plafon yang jatuh dan bocor karena dak pada bangunan induk air merembes ke bawah.

"  Untuk bangunan induk aman saja tapi yang menjadi pertanyaan banyaknya plafon yang rusak  karena tetesan air jangan-jangan pengerjaannya sama saja dengan yang ambruk pada sisi kanan," ujar Harisan.

Sebelumnya Kepala Dinas Pekerjaan Umun (DPU) Kabupaten Kobar, Agus Yuwono mengatakan bahwa ia menjamin kondisi bangunan Masjid Agung paska ambruk masih aman digunakan masyarakat untuk beribadah sehingga masyarakat tidak perlu takut bangunan tersebut akan ambruk. (KK/*)

Berita Terbaru