Aplikasi Sistem Pemetaan Suara Pemenangan Pilkada 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pencurian Sawit Marak Karena Faktor Ekonomi

  • Oleh M. Rifqi
  • 25 Oktober 2016 - 19:11 WIB

BORNEONEWS,  Sampit -- Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kotim Parimus menilai ada dua faktor penyebab maraknya pencurian tandan buah segar (TBS) kelapa sawit di areal perusahaan. Pertama karena faktor ekonomi dan kedua sengketa lahan yang dibiarkan berlarut-larut tanpa penyelesaian. 

"Pencurian kelapa sawit dalam bentuk TBS masih menjadi salah satu persoalan yang tidak kunjung selesai. Di satu lokasi ditangkap, di lokasi lain muncul lagi kasus serupa," kata dia, Selasa (25/10/2016). 

Ketua DPC Partai Demokrat itupun meminta persoalan tersebut harus menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Sebab, kasus-kasus pencurian TBS di areal perusahaan tidak bisa hanya dilihat sisi krimanilatasnya saja, tetapi perlu juga diselami faktor-faktor penyebab hal itu bisa terjadi. 

"Sekarang kondisi perekonomian sedang lesu, sedangkan harga-harga kebutuhan pokok terus mengalami kenaikan. Banyak masyarakat kita untuk makan sehari-hari saja sulit. Sementara tidak jauh dari mereka, industri kelapa sawit seakan tidak ada matinya," cetus dia. 

Begitu juga dengan sengketa lahan yang seringkali tidak jelas muara dan penyelesaiannya. Kondisi ini pun dimanfaatkan pihak-pihak tertentu untuk melakukan pencurian. 

"Makanya kami selalu mengingatkan agar perusahaan merangkul masyarakat dan memberdayakan potensi yang dimiliki untuk melakukan kemitraan. Masyarakat maupun perusahaan jangan saling memandang satu sama lain sebagai lawan. Tetapi bagaimana terbangun pola kemitraan yang saling menguntungkan," papar Parimus. 

Sedangkan pada masalah pencurian akibat sengketa lahan, dia menyarankan agar dilakukan penghitungan ulang luasan hak guna usaha (HGU), dan hasilnya harus dibuka ke publik. Lahan-lahan yang dikuasai perushaan tetapi terbukti berada di luar HGU bisa diambil pemerintah daerah untuk diserahkan kepada masyarakat atau dikelola oleh badan usaha milik daerah (BUMD). (RF/*) 

Berita Terbaru