BORNEONEWS, Palangka Raya - Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemadam Kebakaran (BPBD dan Damkar) Kota Palangka Raya, Anwar Sanusi Umar Gayo menyebut bahwa ada setidaknya tujuh titik kawasan di Kota Palangka Raya yang terendam air.

Kawasan ini mengalami kenaikan debit air dengan ketinggian berbeda-beda. Bahkan, menurut Anwar banjir yang terparah ada di Kecamatan Jekan Raya, tepatnya di Kelurahan Petuk Katimpun.

"Banjir menurut data kita ada di 7 titik yaitu di Petuk Katimpun, Marang, Mendawai, Flamboyan Bawah, Bukit Pinang, Tumbang Rungan, dan Kereng Bengkirai yang ke arah Pelabuhan itu.Yang terparah di desa Petuk Katimpun, ketinggian air mencapai lutut orang dewasa," ungkap Anwar, Senin (7/11/2016).

Ia mengatakan, dari survei lokasi yang dilakukan banjir memang sering terjadi di kawasan bantaran sungai. Seperti yang terjadi di kawasan Bukit Pinang dan Tambang Rungan yang memang posisinya tepat di pinggir sungai.

Ia menambahkan, selain bantaran sungai, kawasan dataran rendah juga menjadi langganan banjir ketika air sungai meluap. Seperti yang terjadi di daerah Mendawai, yang bahkan beberapa hari lalu jembatan kayu yang melewati drainase sempat tenggelam terendam air pasang.

"Tapi banjir ini masih dalam kondisi normal, ya. Kalau air sungai mulai surut, banjir ikut menurun. Aktifitas warga belum terganggu. Beberapa orang malah terlihat enjoy memancing di depan rumah," pungkasnya.

Meski begitu pihaknya tidak abai akan kemungkinan semakin parahnya banjir yang terjadi, yang di tandai dengan terisolasinya kawasan. BPBD Damkar akan melakukan evakuasi ke kawasan terdekat yang memang aman dari banjir.

"Kalau sekarang belum, masyarakat masih beraktifitas seperti biasa. Belum perlu evakuasi," tutupnya.

Data Titik Lokasi Banjir-Ketinggian

Petuk Katimpun: 20-30cm

Marang: 15-20cm

Mendawai: 15-20cm

Flamboyan Bawah: 15-20cm

Bukit Pinang:15-20cm

Tumbang Rungan: 15-20cm

Kereng Bengkirai (Pelabuhan): 15-20cm (TESTI PRISCILLA/m)