Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Gorontalo Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Pelajar dan Mahasiswa Kotawaringin Timur Banyak Tertular Virus HIV/AIDS

  • Oleh Rafiuddin
  • 09 November 2016 - 08:00 WIB

BORNEONEWS, Sampit - Dinas Kesehatan Kabupaten Kotawaringin Timur menyebutkan, saat ini sudah banyak pelajar baik tingkat SMA maupun mahasiswa yang tertular Human Immunodeficiency Virus atau HIV.

'Usia 15-19 tahun atau usia pelajar totalnya dari 2012 ada lima orang positif, satu orang anak usia empat tahun dan tiga orang ibu hamil,' kata Kepala Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur Faisal Novendra Cahyanto, saat rapat evaluasi program HIV/AIDS dan PIMS semester II, Selasa (8/11/2016).

Data Dinas Kesehatan Kotawaringin Timur, enam tahun terakhir yakni sejak 2011 hingga Oktober 2016, kasus HIV/AIDS di Bumi Habaring Hurung terus meningkat. Hingga data terakhir pada 2016 ini terdapat 42 kasus HIV, sedangkan penderita AIDS sebanyak 16 orang.

Dari jumlah tersebut, ada 21 laki-laki dan 21 perempuan yang terjangkit virus HIV tersebar di Kotim. Sementara jumlah kematian akibat AIDS yang terjadi sepanjang 2016 ini sebanyak 12 orang, baik dari kasus lama maupun baru. Pasien yang meninggal dunia lima orang sudah mendapat pengobatan HRV, enam orang belum sempat minum HRV, dan satu bayi meninggal telah mendapatkan profilaksis.

Selanjutnya, pekerja seks komersial (PSK) yang tertular terdapat 73 orang, kasus baru satu orang. Ibu Rumah Tangga (IRT) yang tertular sebanyak 30 orang, kasus baru sembilan orang, sedangkan lain-lainnya ada 97 orang sejak 2011.

'Jika dilihat sebarannya, orang dengan HIV/AIDS (ODHA) perbandingannya hampir sama antara laki-laki dan perempuan. Bila menurut golongan umur paling banyak ODHA pada usia produktif yaitu kisaran 25 sampai 49 tahun. Namun ada juga yang di atasd 50 tahun. Usia remaja maupun bayi lahir yang otomatis dampak dari ibu hamil yang reaktif,' jelas Faisal.

Dinas Kesehatan bersama Komisi Penanggulangan AIDS serta sejumlah organisasi terkait berupaya menekan angka penularan HIV/AIDS yang sudah sangat mengkhawatirkan di daerah itu. Terutama melakukan deteksi dan pendekatan terhadap kelompok populasi kunci seperti wanita pekerja seks (WPS), lelaki suka lelaki (LSL) dan kelompok waria.

Masing-masing kelompok itu ada ratusan orang yang tergabung. Untuk kelompok WPS terdata 276 orang pada 2016, LSL sebanyak 260 orang, dan 20 orang waria. Tiga kelompok itu sangat rentan tertular virus yang hingga kini belum ditemukan obatnya tersebut.

Ada beberapa permasalahan terkait pengendalian HIV/AIDS di daerah itu, yaitu masih adanya stigma negatif masyarakat terhadap ODHA. Pergaulan dan gaya hidup bebas mulai anak usia sekolah sampai dengan para orang tua yang ditunjang dengan banyaknya tempat hiburan malam, kurangnya pengawasan para orangtua, perhatian dan peran lintas sektor masih belum maksimal dalam rangka kegiatan pencegahan dan pengendalian HIV. (RAFIUDIN/m)

Berita Terbaru