Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Banjir, 5 Sekolah di Kawasan Mendawai Diliburkan

  • 08 November 2016 - 19:15 WIB

BORNEONEWS, palangka Raya -- Banjir di kawasan Mendawai, Komplek Sosial, Belakang Pasar Kahayan, serta Jalan Sakan, Kota Palangka Raya tak hanya mengganggu aktivitas masyarakat. Sebanyak lima sekolah di kawasan ini terpaksa meleburkan kegiatan belajar mengajar demi keselamatan anak-anak didiknya.

Pantauan PPost, Selasa (8/11) pagi, kelima sekolah yang diliburkan akibat banjir tersebut, antara lain, Sekolah Dasar (SD) Negeri-14 di Komplek Sosial, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mutiara Insan dan Raudhathul Athfal (RA Mutiara Insan di Jalan Anoi Ujung Komplek Sosial, Sekolah Menengah Atas (SMA) Karya dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Karya di Jalan Sakan Palangka Raya. 

Kelima sekolah tersebut meliburkan kegiatan belajar mengajar selama 3 hari, sejak Senin (7/11) hingga hari ini, setelah masing-masing berkirim surat permohonan ke Dinas Pendidikan (Disdik) maupun Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Kota Palangka Raya. Jadwal libur ini pun mungkin saja diperpanjang kembali apabila kedalaman air tidak berkurang signifikan dalam beberapa hari ke depan.

Kepala SDN-14 Hj Normalina, kepada PPost, kemarin, menyebutkan, langkah peliburan sekolahnya ini diambil mengingat kedalaman air di area sekolah mencapai 4 meter. Dijelaskannya, banjir telah menggenangi halaman dan sebagian kelas yang dibuat berbentuk panggung.

'Kita khawatir keselamatan murid-murid. Sebagian besar mereka masih anak-anak yang senang bermain air dan tidak tahu risiko kesalamatan dirinya. Karenanya beberapa hari lalu kita ajukan permohonan libur ke dinas dan disetujui,' terang Hj Normalina.

Ditambahkannya, meski jadwal peliburan baru disetujui selama 3 hari, namun pihak sekolah bisa saja melakukan perpanjangan hingga air surut.

'Sampai air surut baru proses belajar mengajar kita mulai kembali. Sebelumnya murid-murid sudah kita minta tetap belajar di rumah,' sebut Normalina.

Dikatakannya pula, kendati proses belajar mengajar di sekolah dengan jumlah kelas sebanyak 12 dan total murid 300 orang ini stop sementara, para guru tetap turun ke sekolah untuk menjalankan kegiatan administrasi, berkoordinasi terkait perkembangan banjir, dan aktivitas non-mengajar lainnya. (SAR)

Berita Terbaru