Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Siak Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Ratusan KK Desa Pematang Limau Hijrah Bekerja di Perkebunan Sawit

  • Oleh Parnen
  • 11 November 2016 - 16:52 WIB

BORNEONEWS, Seruyan - Ratusan kepala keluarga (KK) di Desa Pematang Limau, Kecamatan Seruyan Hilir, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, memilih hijrah ke lokasi perkebunan sawit. Masih sulitnya lapangan pekerjaan yang layak, ditambah lagi perekonomian yang sulit berkembang, membuat warga tak punya pilihan lain selain menjadi buruh perkebunan kelapa sawit.

Tujuan hijrah ratusan KK tersebut, bekerja sebagai buruh perkebunan pada perusahaan kelapa sawit yang beroperasi di wilayah Kecamatan Seruyan Hilir. Antara lain, PT Sarana Titian Permata (STP) atau PT. Rimba Harapan Sakti (STP).

Kepala Desa Pematang Limau, Juharto, mengungkapkan, banyak warga desanya, didominasi kalangan usia muda yang telah menikah (berumah tangga) bekerja di perkebunan sawit. Salah satu faktor penyebabnya, karena hingga saat ini penyediaan sektor lapangan pekerjaan pada kawasan Kota Kuala Pembuang dan sekitarnya masih terbilang sulit diperoleh.

'Dari jumlah total warga di desa ini, terdapat 1.003 kepala keluarga. Namun jika dilihat dari jumlah induk kepala keluarga hanya sebanyak kurang lebih 250 KK. Adapun pengertian maksud dari jumlah induk kepala keluarga ini, adalah kepala keluarga yang tetap berada di lingkungan desa,' kata Juharto saat ditemui di desanya, Jumat (11/11/2016).

Jika dilihat dari segi perbandingan antara jumlah keseluruhan kepala keluarga dengan jumlah induk kepala keluarga tersebut, didapati perbedaan jumlah yang sangat mencolok yang mencapai ratusan kepala keluarga.

'Kalau untuk jumlah jiwa (perorangan) di desa kita berjumlah sekitar 3.755 orang penduduk. Namun berapa banyak jumlah warga desa kita yang bekerja di perkebunan itu, saya kurang mengetahui persis soal jumlah pastinya,' ujar Juharto.

Selebihnya warga yang tetap berada tinggal di desa, tambah Juharto, mayoritas juga banyak yang berprofesi sebagai petani. 'Cukup banyak juga warga kita yang masih memilih untuk tetap menekuni usahanya sebagai petani.' (PARNEN/N).

Berita Terbaru