BORNEONEWS, Sampit - Kejahatan pembobolan ATM yang dilakukan oleh tiga tersangka asal Lampung menjadi peringatan bagi para nasabah maupun pelaku usaha perbankan di Kabupaten Kotawaringin Timur. 

Sehingga pengamanan terhadap ATM perlu lebih ketat, agar kejadian serupa tidak terulang. Pasalnya, pelaku kejahatan terus berupaya mencari celah kelemahan sistem keamanan di ATM.

'Keamanan ATM yang kami lakukan sudah sering ditingkatkan, namun pelaku kejahatan juga terus berupaya mencari kelemahannya,' terang Pimpinan BRI Kantor Cabang Sampit, Tasurun.

Terkait peristiwa pembobolan sejumlah ATM BRI tersebut, Tasurun menyampaikan, pihaknya akan memperbaiki sistem keamanan di ATM mereka, sehingga kasus seperti ini tidak terulang. Pembobolan ATM yang dilakukan oleh ketiga pelaku tergolong rapi, karena alat yang digunakan hanya obeng dan kartu ATM untuk bertransaksi.

Tasurun juga mengimbau kepada nasabah BRI maupun kepada nasabah pemegang ATM manapun, kalau bertransaksi tolong berhati-hati. Lihat tempat memasukkan kartu apakah wajar atau normal, supaya menghindari skimming yang pernah terjadi di luar Kotawaringin Timur. Selain itu apakah di tempat memasukkan PIN tersebut ada kemera kecil atau tidak. Lebih bagus secara periodik mengganti PIN ATM atau menutup dengan tangan sendiri apabila memasukkan PIN. Sehingga jika ada kamera dimanapun, tertutup atau tidak kelihatan, maka pelaku kejahatan tidak mengetahui PIN yang dimasukkan. 

Selain hal itu, para pelaku juga mengincar ATM yang sepi atau tidak banyak nasabah yang melakukan transaksi penarikan di ATM. Waktu yang dipilih juga sebagian besar adalah malam hari.

Sementara ketiga pelaku itu adalah Iwan, Ponirin, dan Jeri. Mereka bertiga membobol sejumlah ATM BRI yang ada di Kota Sampit yang hasilnya mencapai Rp80 juta dan ATM Sinar Mas sebesar Rp30 juta. (M HAMIM/m)