Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Lamongan Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Disdikpora Kotawaringin Barat Bantah Lepas Tanggungjawab Nasib Atlet Popwil

  • Oleh M Iwanuddin
  • 15 November 2016 - 08:00 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga (Disdikpora) Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) membantah perihal adanya pembiaran atau lepas tanggungjawab atas nasib sejumlah atlet Pekan Olah Raga Pelajar Wilayah (Popwil).

Pihak Disdikpora Kobar menuding keberangkatan delapan atlet Popwil ke Jogjakarta pada 14 Oktober 2016 sepenuhnya tanggungjawab Disdikpora Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).

"Secara aturan, tanggungjawab para atlet di tingkat Popwil adalah tanggungjawab pihak provinsi, sedangkan tanggungjawab kita ditingkat Popkab dan Popprov,"tegas Kepala Disdikpora Aida kepada Borneonews, Senin (14/11/2016)

Untuk itulah,lanjut Aida, pihaknya tidak menganggarkan dana untuk para atlet ke tingkat Popwil. Seperti kegiatan Popwil dua tahun lalu ditanggung oleh pihak provinsi.Maka dari itu dirinya merasa heran kenapa semua pembiayaan untuk Popwil tahun ini dibebankan ke pihak kabupaten.

"Konfirmasi ke sana (provinsi) kenapa dibebankan ke kabupaten. Kami tidak bisa menjelaskan karena memang tidak ada penjelasan terkait hal ini," ungkap Aida

Aida membenarkan tentang keberangkatan para atlet menggunakan dana pribadi.Tapi hal itu merupakan dana talangan, sebab dihari para atlet berangkat pihak dinas sudah mengurus dana transportasi dan uang saku.

"Sudah kita urus, yang pasti ada dana Rp10 juta untuk transportasi dan Rp10 juta untuk uang saku," pungkasnya.

Untuk diketahui, jumlah atlet berangkat ada delapan orang dan lima orang pendamping. Para atlet yang mewakili Kalteng dari Kobar, yakni, lima orang atlet pencak silat, M Khadavi, Deni Andik Saputra, M Maulidinor, Dimas Prayugo, dan Lailatul Badriyah. dua atlet cabang olahraga bulu tangkis yakni Gilang Rizki Aji, Agni Fitri, dan Cabor Tenis Lapangan, Justine Henien.

Berita sebelumnya, sejumlah atlet, pengurus hingga orang tua atlet dikecewakan oleh pihak pemerintah karena lepas tanggungjawab atas rencana keberangkatan atlet Popwil ke Jogjakarta. Mereka kecewa karena tidak ada dana yang dikucurkan oleh pihak pemerintah provinsi dan kabupaten dalam ajang setara pra PON tersebut.

Seperti yang diutarakan Didik, orang tua atlet pencak silat. Ia mengaku sangat kecewa dengan pemerintah baik itu kabupaten maupun provinsi yang seolah lepas tanggungjawab akan nasib anaknya.

Meski begitu, ia tidak ingin menghancurkan cita-cita anaknya seperti sikap lepas tanggungjawab pemerintah terhadap para atlet. Ia merogoh kantong sendiri untuk memberangkatkan anak ke Jogjakarta.

"Urusan dengan pemerintah nanti saja dulu. Yang penting saat ini anak saya bisa berangkat.Pesan saya cuma satu jangan sampai kejadian ini terulang.Kasian anaknya,"ungkap Didik orang tua atlet pencak silat, Deni Adik Saputra, kepada Borneonews.

Hal senada diutarakan oleh putranya, Deni Adik Saputra saat diwawancara Borneonews mengaku kecewa karena jerih payahnya meraih prestasi dengan membawa pulang medali emas tidak dihargai. Sebab cita-citanya untuk merasakan ajang di tingkat Popwil terancam gagal karena tidak ada dana dari pemerintah. Untungnya, orang tua mau berkorban demi anak mereka.

Ia mengaku tetap berangkat mengingat ajang tingkat wilayah tersebut merupakan pertama kali bagi dirinya dan sejumlah rekannya.

"Saya dan teman-teman pencak silat tetap berangkat karena ini yang pertama kali," terangnya kepada Borneonews.

Ia mengaku, belum menerima dana dari Pemda Kobar terkait keberangkat mereka ke Jogja. Saat ini ia hanya mengandalkan uang saku dari orang tua demi bisa mengikuti Popwil. Ia berharap sebelum berangkat ke Jogja sudah mendapat kabar gembira tentang dana untuk mereka.

"Kalau dari saya paling cuma bawa uang saku sendiri. Nggak tau nanti di sana gimana," ujarnya.

Sementara itu, Marjono, pelatih IPSI Kabupaten Kobar mengaku pihaknya belum menerima dana berupa pesangon seperti yang sudah dijanjikan oleh pihak Disdikpora sebesar 10 juta rupiah. Ia berharap dana tersebut segera diserahkan agar bisa mengurangi beban. Mengingat keberangkatan mereka ke Jogjakarta tidak disertai anggaran dari pemerintah.

"Pokoknya hari senin waktu kita berangkat dana sudah diserahkan. Kalau tidak ada ya terpaksa kita mencari dana talangan," pungkasnya. (M IWANUDDIN/m)


TAGS:

Berita Terbaru