Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Pakpak Bharat Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Hujan Kebanjiran Kemarau Kekeringan, Itulah Nasib Petani Natai Kerbau

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 18 November 2016 - 21:15 WIB

BORNEONEWS, Natai kerbau -- Konsumsi kebutuhan pangan akan beras di Kabupaten Kotawaringin Barat dalam sehari mencapai 60 ton. Namun tingginya kebutuhan tersebut tidak diimbangi dengan kesejahteraan petani di Kotawaringin Barat. 

Hal ini tergambar dari nasib petani di desa Natai Kerbau, Kecamatan Pangkalan Banteng, Kabupaten Kotawaringin Barat, ibarat hidup segan mati tak mau.

Petani dibingungkan dengan ketiadaan saluran irigasi sehingga menyebabkan hasil pertanian mereka tidak bisa maksimal, ketiadaan saluran irigasi di lahan pertanian menyebabkan saat hujan tanaman mereka kebanjiran dan di saat kering mereka kesulitan air. Menurutnya apabila ada irigasi di persawahan mereka dan ada pintu air sebagai pengendali kebutuhan air bagi tanaman maka ia meyakini penghasilan dari usaha pertanian dapat dijadikan pegangan untuk mensejahterakan keluarga.

"Lahan sawah kami tidak ada saluran irigasinya jadi susah saat bertani, sementara hasilnya pun tidak bisa maksimal," kata Juminten, warga Desa Natai Kerbau, Kecamatan Pangkalan Banteng, Kabupaten Kotawaringin Barat.

Juminten juga mengeluhkan terkait  infrastruktur peningkatan menuju jalan pertanian di desa mereka yang kondisinya rusak. Padahal jalan tersebut merupakan salah satu penunjang penting dalam melakukan aktifitas pertanian masyarakat setempat. 

Nurani

Sementara itu calon wakil bupati Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) dari pasangan Nurani,  Ahmadi Riansyah mengatakan bahwa kebutuhan akan beras di Kabupaten Kotawaringin Barat sangat tinggi dalam sehari mencapai 60 ton. Sayangnya 60 ton beras tersebut seluruhnya didatangkan dari pulau Jawa sehingga perputara uangnya juga hanya di Jawa.

"Untuk itu kedepannya akan kita dorong bagaimana mewujudkan Kobar dapat berswasembada beras," kata Ahmadi Riansyah saat kampanye terbatas di Desa Natai Kerbau, Kecamatan Pangkalan Banteng, Kabupaten Kotawaringin Barat.

Bagaimana upayanya agar Kobar dapat  berswasembada beras maka akan dilakukan kajian teknis terhadap lahan pertanian yang ada di Kobar, selain itu langkah percepatan modernisasi sistem pengolahan lahan sawah.

"Percepatan modernisasi lahan sawah dengan ditunjang oleh peningkatan infrastruktur jalan pertanian harus dilakukan agar Kobar mampu berswasembada," tegas Ahmadi.     

Selain Juminten beberapa warga Desa Natai Kerbau juga meminta perhatian terutama peningkatan sarana ibadah di desa mereka serta jalan penghubung antar desa sepanjang dua kilometer yang rusak.

Ahmadi menjawab keluhan warga desa dengan melakukan percepatan pembangunan infrastruktur agar pembangunan lebih merata serta berkomitmen memberikan pembinaan pada bidang keagamaan, untuk mewujudkan masyarakat yang beriman dan bertaqwa sebagai landasan untuk mencapai pembangunan yang berimbang. (KOKO SULISTYO/m)

Berita Terbaru