Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

NURANI: Pasar Sayangan Mangkrak Roda Perekonomian Tidak Berjalan

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 21 November 2016 - 20:27 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Pasangan nomor urut 3, Pilkada Kotawaringin Barat 2017, Hj. Nurhidayah-Ahmadi Riansyah (NURANI), menyoroti mangkraknya bangunan Pasar Sayangan di Desa Pandu Sanjaya, Kecamatan Pangkalan Lada serta pasar rakyat di Desa Aminjaya, Kecamatan Pangkalan Banteng. Tidak berfungsinya pasar menandakan roda perekonomian di desa tersebut tidak bisa berjalan maksimal.

Mangkraknya pasar Sayangan diakibatkan oleh sengketa lahan pasar antara pemerintah daerah dan ahli waris, sehingga pasar dengan 60 los pedagang ini terbengkalai.

Alhasil, niat membangun pasar yang bertujuan untuk memudahkan masyarakat sekitar perkebunan besar kelapa sawit (PBS) serta karyawan dalam memenuhi kebutuhan pokoknya ini tak tercapai sehingga arus perputaran uang tidak berjalan seperti yang diharapkan.

Hal serupa juga terjadi di pasar rakyat Desa Aminjaya, pasar rakyat yang berada tidak jauh dari terminal Desa Aminjaya tidak berfungsi dan dibiarkan ditumbuhi rerumputan lebat. Hal ini juga serupa dengan nasib terminalnya yang hanya berfungsi selama dua bulan. 

Padahal animo pedagang baik yang berada di Pandu Sanjaya dan Aminjaya begitu tinggi, hal ini terlihat dengan berdirinya warung-warung disekitar lokasi pasar yang mangkrak.

"Keberadaan para pedagang diterminal tersebut justru membuat suasana menjadi hidup tapi sayangnya hal ini tidak disikapi oleh pemerintah sebagai potensi untuk menggerakan roda perekonomian," kata Syahlan warga desa Aminjaya.

Selain itu, saat ini perekonomian di beberapa pasar tradisional begitu lesu, daya beli masyarakat yang rendah berpotensi mengurangi omset pedagang, salah satunya adalah pedagang di pasar Sumber Niaga IV Desa Sumber Agung, Kecamatan Pangkalan Lada, Kabupaten Kotaqaringin Barat.

Calon Wakil Bupati Kotawaringin Barat, Ahmadi Riansyah mensikapi hal itu mengatakan, mangkraknya pasar-pasar tradisional menandakan bahwa roda perekonomian di desa tersebut tidak berjalan dengan baik.

Sehingga harus diupayakan bagaimana agar roda perekonomian tersebut berjalan dan perkapita masyarakat tinggi dengan dibarengi dengan pendapatan mastarakat yang meningkat sehingga berdampak dengan tingginya daya beli masyarakat itu sendiri.

" Caranya yaitu perputaran uang terus berjalan yaitu dengan menghidupkan kembali pasar tradisional," kata Ahmadi Riansyah.

Ia juga menegaskan bahwa pasangan NURANI sudah memiliki formula bagaiman menghidupkan kembali pasar-pasar tradisional yang ada di Kobar, langkah konkretnya adalah dengan membuat Peraturan Bupati (Perbup)   Yang mengatur bagaimana perusahaan terdekat dapat membagi dan mengarahkan para karyawannya untuk berbelanja di pasar-pasar tradisional agar geliat ekonomi masyarakat dapat berjalan merata. 

Ia juga menegaskan agar pasar tradisional dapat bersaing dengan pasar modern maka perlu dilakukan penataan pasar tradisional yang berkonsep modern, diantaranya melakukan penataan dan perbaikan sarana dan prasarana. 

Ia pun berkeinginan agar wajah pasar tradisional yang semrawut dan kumuh dapat berubah menjadi pasar yang bersih, tertata serta nyaman dan membuat betah pengunjung untuk berlama-lama berbelanja di pasar.

" Sudah perlu dirubah wajah pasar tradisional yang kumuh, becek dan bau dengan penataan dan pengelolaan yang lebih modern tanpa menghilangkan unsur tradisionalnya," ujar dia. (KOKO SULISTYO/N).

Berita Terbaru