Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Kelompok Tani Karet Sukamara Nikmati Harga Tinggi

  • Oleh Norhasanah
  • 23 November 2016 - 14:18 WIB

BORNEONEWS, Sukamara '  Kelompok tani karet limau kuit, Desa Natai Sedawak, Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah menikmati harga tinggi. Angin segar itu diterima penuh rasa syukur, karena berimbas pada peningkatan ekonomi masyarakat petani.

"Harga jual karet mencapai Rp14 ribu per kilogram, sesuai dengan kualitas karet yang kami jual kepada Pabrik Kemitraan di Palangka Raya. Karena ingin harga yang bagus, itu sebabnya kami menjaga kualitas dengan menerapkan sistem bahan olah karet (Bokar),' kata Ketua Kelompok Tani Karet Limau Kuit, Sukirno Sukirno, Selasa (22/11/2016).

Menurut Sukirno, terjaminnya harga yang telah ditetapkan oleh pabrik membuat petani tidak merasa khawatir saat memasarkan hasil produksi karet mereka sebab dengan sistem pengolahan bahan olah karet (bokar) yang diterapkan oleh petani setempat maka kwalitas karet juga terjamin.

'Kita mengutamakan kadar kering karet atau K3 saat proses mengolah karet sebelum dipasarkan kepabrik sehingga karet yang dihasilkan memang benar-benar berkaulitas bagus dan harga juga tinggi,' ujar Sukirno.

Untuk menjaga mutu karet tetap bagus dan harga jual tetap tinggi maka selama proses pengolahan petani limau kuit memang menerapkan sistem bokar dimana bahan-bahan yang digunakan untuk mengolah karet hingga proses pengeringan harus benar-benar terjaga.

'Petani akan menghindari proses-proses pengolahan yang dapat merusak mutu karet baik dari bahan-bahan yang tidak diperbolehkan maupun kemungkinan tercampur dengan bahan lainnya,' ucap Sukirno.

Sukirno juga menjelaskan bahwa harga yang dirasakan petani karet limau kuit memang sempat merosot beberapa waktu lalu, namun dengan mempertahankan mutu olah karet maka turunnya harga tidak terlalu banyak.

'Saat harga karet turun memang harga jual produksi petani disini tidak terlalu rendah yakni Rp 7 ribu perkilogramnya sehingga tidak terlalu berdampak, dan saat ini harga terus naik yang sebelumnya harga Rp 12 ribu sekarang menjadi Rp 14 ribu perkilogramnya, dan tentunya kami tetap mempertahankan mutu agar harga bisa bertahan,' pungkasnya. (MG-13/N).

Berita Terbaru