Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Solok Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Realisasi Kucuran DBH untuk Kotawaringin Barat Diperkirakan Menurun

  • Oleh Raden Aryo Wicaksono
  • 24 November 2016 - 20:06 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Berdasarkan hasil konsultasi dan konfirmasi dengan pihak Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, realisasi kucuran Dana Bagi Hasil (DBH) dari provinsi untuk Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) diperkirakan menurun. Penyebabnya, terjadinya pengurangan besar tarif pajak kendaraan dan kurangnya persentase atau jumlah masyarakat yang melakukan pembayaran pajak sebagai sumber DBH.

Ketua DPRD Kobar, Triyanto mengungkapkan, sampai saat ini pihaknya belum mendapatkan kejelasan mengenai jumlah total angka DBH yang dikucurkan provinsi untuk Kobar. Dalam konsultasi yang dilakukan legislatif dan eksekutif ke provinsi awal pekan lalu, pihak pemprov hanya dapat memberitahukan bahwa transfer atau kucuran DBH dari provinsi masih akan dilakukan. Sebab, sejauh ini kucuran DBH yang sudah terealisasi dari provinsi, baru tahap pertama saja.

"Sampai hari ini belum ada angka resminya. Karena provinsi juga tidak dapat memberi kepastian berapa yang bisa ditransfer. Yang sudah direalisasikan itu tahap pertama. Katanya tahap kedua secepatnya akan ditransfer. Tapi kita tidak tahu, apakah tahap ketiga bisa dikucurkan juga atau tidak. Mengingat waktu yang tersisa tinggal sedikit," kata Triyanto, Kamis (24/11/2016).

Triyanto menjelaskan, menurut penjelasan pihak provinsi, DBH yang dikucurkan untuk Kobar diperkirakan mengalami penurunan. Pasalnya, selain terjadi penurunan besaran tarif pajak kendaraan bermotor, realiasi pendapatan pajak atau sumber pendapatan DBH Kobar juga menurun. Sebab, persentase atau jumlah masyarakat atau wajib pajak yang membayarkan pajak sumber DBH menurun.

"Menurut provinsi jumlah masyarakat yang bayar pajak menurun. Nah ini yang ingin kita bahas lebih lanjut. Apakah karena kemampuan masyarakat ekonomi yang turun, atau jangan-jangan karena prosedur pembayaran pajak terlalu sulit mengakibatkan para wajib pajak malas. Makanya nanti akan kita telusuri. Apakah harus jemput bola atau bagaimana. Karena jangan sampai target pendapatan kita naikkan, tapi pembayaran pajaknya menurun." (RADEN ARIYO/N).

Berita Terbaru