Aplikasi Pilkada / Software Pilkada Terbaik Untuk memenangkan Pilkada 2020

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Akhlak Mulia

  • Oleh Yohanes S Widada
  • 25 November 2016 - 20:17 WIB

Selamat Hari Guru!  Ucapan ini tidaklah berlebihan kita berikan kepada para guru yang merayakan Hari Guru Nasional pada 25 November 2016 ini.

Guru, atau pendidik, selama ini selalu disebut sebagai 'pahlawan tanpa tanda jasa.'  Karena kerja keras, kerja berat membangun manusia, tetapi tidak mendapat penghargaan  layak dari negara.

Sebagaimana disebut oleh Gubernur Kalimantan Tengah Sugianto Sabran, guru  diharapkan bekerja lebih optimal lagi dalam memberikan pelayanan pendidikan. Terutama sekali dalam mendidik anak didik agar memiliki  akhlak dan etika yang mulia.

Pernyataan Gubernur ini hendaknya menjadi bahan refleksi kita bersama, bahwa saat ini masyarakat  pelahan tapi pasti memasuki krisis akhlak yang kian dalam. Krisis akhlak yang kian parah.

Dan krisis ini membelit  seluruh kalangan, seluruh lapisan. Mulai dari kalangan pejabat negara, pejabat hukum, politisi, pengusaha, pengacara, dosen, mahasiswa, pelajar dan seterusnya. Mulai dari lapisan masyarakat atas, lapisan tengah hingga lapisan  masyarakat bawah.

Hari guru,momentum yang sangat relevan. Apalagi peringatan Hari Guru ini bertepatan pula dengan Hari Aksara Internasional.  Dan jika dilihat substansinya, maka keduanya memiliki kerterkaitan. Saling melengkapi, saling mengisi. Terutama sekali dalam hal mencapai tujuan, yakni tujuan mencerdaskan bangsa.

Hari Aksara diperingati sebagai momentum untuk mengingatkan dan memacu kita dalam hal membasmi buta aksara, buta huruf. Memacu kita agar mayarakat segera terentaskan dari kungkungan kebodohan, kungkungan keterbelakangan.

Di era yang sudah maju dalam hal penggunaan teknologi seperti sekarang, maka kebodohan tadi jauh lebih mudah dikurangi, dieliminasi.  Masyarakat yang ada di desa-desa terpencil dan terisolir, sudah bisa  mengakses atau menggunakan teknologi, terutama teknologi informasi.  Seperti  televisi dan telepon genggam atau HP.

Tetapi ada yang kita rasakan sebagai ironi dalam kemajuan itu. Masyarakat tampaknya tidak terlalu siap memasuki lompatan kemajuan yang terjadi.

Benar, saat ini, masyarakat  memiliki sarana yang baik untuk  belajar menjadi cerdas secara intelektual. Tetapi di sisi lain,  justru masyarakat mengalami kemunduran. Mengapa Karena masyarakat kehilangan banyak hal. Diantaranya kehilangan  sopan santun, tata krama, etika, dan akhlak mulia.  

Kemajuan intelektual berbanding terbalik dengan moral. Pendek kata, masyarakat mengalami kemajuan intelektual, tetapi mengalami kemunduran moral.  Dan, guru adalah penjaga gawang untuk keduanya! 

Berita Terbaru