Aplikasi Pilbup (Pemilihan Bupati) Kab. Kab. Malang Pilkada Serentak 2024

IT Konsultan Terbaik Indonesia

Warga Kumai Seberang Rindukan Sekolah

  • Oleh Koko Sulistyo
  • 29 November 2016 - 20:15 WIB

BORNEONEWS, Pangkalan Bun - Warga Kumai Seberang, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) merindukan sekolah setingkat SLTA di wilayahnya. Pasalnya, dengan keterbatasan infrastruktur dan keterisolasian wilayah Kumai Seberang, warga harus merogoh kocek lebih dalam untuk menyekolahkan putra-putrinya ke ibu kota Kecamatan Kumai.

Saat ini di Kumai Seberang hanya ada sekolah setingkat sekolah dasar (SD) dan di Desa Bedaun Sekolah setingkat SLTP. Untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi atau sekolah lanjutan atas (SLTA) terpaksa ratusan warga Kumai Seberang harus bersekolah ke Kecamatan Kumai. 

Saban harinya para pelajar ini harus pulang pergi menggunakan kelotok menyeberang laut Kumai selama 20 menit, kalau ingin cepat mereka menggunakan speed boat dengan jarak tempuh 10 menit, namun tentu saja biayanya lebih mahal.

Miah, warga Kumai Seberang, mengaku, dalam sebulan ia harus merogoh kocek Rp150 ribu-Rp200 ribu untuk biaya transportasi air (kelotok) anaknya yang bersekolah di Kecamatan Kumai. 

"Sebulan 150 ribu hingga 200 ribu rupiah per anak biaya transportasi untuk anak sekolah, kalau saya kostkan saya tidak mampu," keluh Ibu Miah, Selasa (29/11/2016).

Terisolasinya Kumai Seberang karena wilayah mereka dikelilingi laut. Inilah yang menjadi persoalan, karena putra-putri mereka harus berlomba dengan waktu, berangkat pagi agar tidak terlambat dan pulang sore hari agar tidak kemalaman dalam perjalanan.

Untuk itu Miah meminta perhatian pemerintah agar kesulitan dan kebutuhan warga diperhatikan. Seperti warga lainnya, ia menganggap kebutuhan sekolah di wilayahnya sudah sangat mendesak diupayakan agar Kumai Seberang ke depan mampu mencetak generasi berkualitas dengan ditunjang pendidikan mumpuni.

Keluhan warga Kumai Seberang tidak terbatas pada persoalan sekolah tetapi juga masalah penerangan listrik. Menurut mereka, listrik hanya mampu digunakan murni untuk penerangan. Selebihnya untuk kebutuhan lain, misalnya menyalakan televisi dan sekedar memiliki kulkas, daya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) tidak mencukupi.

Warga juga dihadapkan pada persoalan keamanan soalnya warga Sungai Bedaun yang mengalami krisis air bersih ini harus mengalirkan air dari sumbernya yang berjarak sekitar tiga kilometer. Sialnya, seringkali PLTS yang dipasang raib dicuri orang, sehingga aliran air ngadat.

" Kalau mandi kami memakai air rawa yang warnanya seperti air teh, kalau untuk konsumsi air isi ulang, namun musim hujan seperti ini kami bisa menampung air sebanyak-banyaknya," timpal Edi, warga lainnya.

Rasio siswa

Menanggapi hal itu, Calon Wakil Bupati Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Ahmadi Riansyah mengatakan setelah menghitung rasio siswa yang bersekolah, di Kumai Seberang ini, pihaknya akan mendorong Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah membangun sekolah setingkat SMA. Dengan begitu, warga Kumai Seberang, Sungai Bedaun, serta desa transmigrasi bisa sekolah SMA di wilayahnya.

Ahmadi Riansyah juga menegaskan melalui rencana program jangka pendek pihaknya akan menghibahkan genset melalui kelurahan untuk menopang PLTS sementara untuk jangka panjang dengan komitmen program JOKOWI dalam memenuhi energi listrik, maka kita akan dorong investor untuk memenuhi defesit energi listrik didaerah kita tercinta ini.

"Dengan pemenuhan energi listrik, bukan saja kebutuhan air bersih dari sumber mata air bisa lancar ke rumah-rumah rakyat tetapi warga sudah bisa memiliki kulkas dan peralatan elektronik lainnya," tegas Ahmadi.  

Selain itu, pasangan calon Bupati-wakil Bupati Kotawaringin Barat 2017-2022, Hj. Nurhidayah-Ahmadi Riansyah (NURANI) ke depan juga memprioritaskan jalan tembus Pangkalan Banteng ke Kumai Seberang dan Bedaun. Langkah percepatan dan pemerataan pembangunan untuk menghidupkan roda perekonomian masyarakat dan membebaskan keterisolasian warga Kumai Seberang.

"Pembangunan Pelabuhan fery Kumai Seberang - Kapitan akan kita sinergikan dengan program Pemprov Kalteng dengan tujuan dapat bersama-sama bergotong royong untuk membangun pelabuhan fery penyeberangan tersebut," tutup Ahmadi. (KOKO SULISTYO/N).

Berita Terbaru