BORNEONEWS, Kasongan - Ratusan peserta dari berbagai organisasi kemasyarakatan termasuk pelajar mengikuti deklarasi Gema Nusantara Bersatu di halaman Kantor Bupati Katingan, Rabu (30/11). Semua peserta itu tampak mengenakan ikat kepala merah putih lambang bendera Republik Indonesia, termasuk Bupati Ahmad Yantenglie.

Deklarasi Gema Nusantara Bersatu ini ditandai pembacaan doa dari perwakilan lintas agama, untuk mendoakan agar Indonesia damai sejahtera meski dalam kerangka kebhinekaan.

Pada deklarasi nusantara itu pula dihadiri pejabat Forkopimda (forum komunikasi pimpnan daerah), seperti Perwira Penghubung Kodim 1015 Sampit di Kasongan Kapten Inf Dedi Mawanto, Kajari Kasongan Philipus Khalolik dan Wakapolres Katingan, Kompol O K Azhar.

Dalam kesempatan ini, Bupati Ahmad Yantenglie membacakan poin deklarasi yang diikuti seluruh peserta.

"Kami sepakat untuk berkomitmen mempertahankan kesatuan RI dengan bersikap dan berprilaku menjaga wilayah kekayaan tanah air indinesia,, menciptakan pertahanan dan keamanan Nasional," kata Bupati membacakan deklarasi itu.

Kemudian poin selanjutnya menghormati perbedaan suku, budaya, agama, dan warna kulit. Mempertahankan rasa kebersamaan, dan rasa kegotongroyongan serta memiliki semangat persatuan yang berwawasan Nusantara dan mentaati peraturan perundangan-undangan selaku berbangsa dan bernegara.

"Kemerdekaan adalah pintu mutlak dalam kita membangun. Apakah sudah layak, apabila perjuangan dan kesepakatan itu kita khianati. Saya mau tana adik-adik, apakah wajar mengkhianati perjuangan pahlawan," kata Bupati Tenglie. Dan dijawab dengan serentak para peserta yang sebagian besar pelajar. "Tidak,".

"Apakah kita bisa bersekolah jika kita tidak aman. Oleh sebab itu rasa kebersamaan, mari kita berbonding-bondong memperrtahankan demi mempetahakanan Indonesua," teriak Bupati.

Komitmen deklarasi itu dituangkan dalam spanduk besar yang kemudian ditandatangani oleh Bupati Tenglie diikuti para peserta gema nusantara bersatu.(ABDUL GOFUR/m).